Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimalkan Rawa sebagai Penyumbang Pangan

Kompas.com - 28/09/2012, 05:34 WIB

BANJARMASIN, KOMPAS - Masih ada potensi mengoptimalkan lahan rawa untuk pertanian. Dari 33,4 juta hektar rawa di Indonesia, sekitar 10 juta hektar bisa dimanfaatkan untuk pertanian, dan 5,2 juta hektar di antaranya telah dimanfaatkan.

Wakil Menteri Pertanian Yusman Heriawan mengatakan, selama ini rawa masih dipandang sebelah mata. Sebab, produktivitas di rawa kalah dengan sawah, terutama sawah irigasi. Jika sawah irigasi menghasilkan 7-9 ton gabah kering giling (GKG), rawa baru mampu menghasilkan 2-3 ton GKG per tahun.

”Sejak rawa dibuka untuk pertanian tahun 1969 melalui transmigrasi, perkembangannya tidak menunjukkan penambahan signifikan. Padahal, rawa memiliki kontribusi menyumbang pangan,” ungkap Yusman pada Lokakarya Manajemen Berkelanjutan Lahan Rawa sebagai Penghasil Padi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (27/9).

Yusman berharap stigma yang berkembang mengenai rawa tidak produktif bisa dilawan sehingga produksi padi meningkat.

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Haryono, masih ada selisih sekitar 3 ton per hektar antara rata-rata kemampuan petani dan hasil penelitian. Penelitian menunjukkan produktivitas padi di rawa mencapai 7,5 ton per hektar bila menggunakan varietas baru.

”Sebenarnya, tidak ada persoalan dengan teknologi di rawa, mulai dari tata kelola air, pengolahan tanah, varietas, dan lainnya. Namun, petani harus diintrodusir dengan sesuatu yang baru sehingga bisa meningkatkan produksi,” ucapnya.

Di Kalsel, sumbangan padi dari rawa cukup besar. Dari 260.000 hektar rawa (pasang surut dan lebak), dihasilkan 1,06 juta ton GKG atau 50 persen dari produksi padi Kalsel yang mencapai 2,02 juta GKG. ”Kontribusi ini bisa lebih besar lagi jika dimaksimalkan,” ujar Suharjo, Asisten I Bidang Pemerintahan Pemerintah Provinsi Kalsel.

Menurut Suharjo, penanaman padi di rawa Kalsel sebagian besar masih satu kali setahun. Kurang dari 5 persen yang sudah menanam dua kali. Penyebabnya, antara lain, medan yang berat.

Bulog fasilitasi modal

Untuk penyediaan pangan itu, Perum Bulog Divisi Regional Jawa Timur memberikan fasilitas modal tanam berupa benih, pupuk, dan pestisida kepada petani untuk periode tanam musim hujan 2012. Petani mendapat kelonggaran membayar setelah panen dengan jaminan pembelian harga sesuai dengan harga pokok pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com