Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rabu Berdarah di Suriah, 305 Orang Tewas

Kompas.com - 27/09/2012, 16:06 WIB

DAMASKUS, KOMPAS.com - Lebih dari 305 orang tewas di seluruh Suriah, Rabu (26/9/2012), hingga menjadikan hari itu yang paling berdarah sepanjang pemberontakan yang telah berlangsung selama 18 bulan itu, sebuah kelompok pemantau hak asasi manusia melaporkan.

Total 14 orang tewas ketika dua bom mengguncang markas militer di Damaskus, yang menurut Pemantau HAM Suriah, merupakan serangan paling spektakuler sepanjang pemberontakan.

Satu kelompok pemberontak mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan lima dari petempurnya, termasuk seorang pelaku bom bunuh diri, tewas dalam serangan tersebut. Namun klaim semacam itu sulit diverifikasi mengingat kondisi di Suriah.

Lembaga tersebut mengatakan 199 orang yang tewas pada Rabu itu adalah warga sipil. "Ini merupakan angka kematian tertinggi dalam sehari sejak Maret 2011. Dan itu hanya menghitung yang nama-namanya tercatat. Jika kami menghitung jenazah-jenazah yang tak dikenali, angka itu akan makin tinggi," kata Direktur Rami Abdel Rahman.

Lebih dari 30.000 orang tewas sejak dimulainya pemberontakan terhadap rezim Bashar al-Assad pada Maret 2011 lalu, menurut lembaga tersebut.

Sebelumnya, pada Juli 2012, 302 orang tewas, kata lembaga pemantau yang berbasis di Inggris itu.

Pada serangan terhadap markas militer kemarin, semua perwira dan komandan senior militer lolos dari maut. Televisi pemerintah menayangkan rekaman video yang memperlihatkan sebuah mobil berwarna putih meledak di samping markas besar militer itu. Ledakan kedua terjadi di dalam kompleks tertutup itu. Dilaporkan, bom pertama dan kedua berselang 10 menit dan 14 orang terluka.

Juru bicara Dewan Tentara Pembebasan Suriah di Damaskus, Ahmed al-Khatib, mengatakan serangan itu menggunakan dua bom mobil.

Sementara itu militer Suriah mengatakan "ledakan oleh teroris di sekitar dan di dalam kompleks markas angkatan bersenjata disebabkan oleh dua bom mobil yang dikemudikan para penyerang."

Serangan tersebut merupakan yang terbesar terhadap fasilitas pemeritnah sejak 18 Juli lalu, ketika bom bunuh diri meledak di salah satu markas militer di Damaskus yang menewaskan empat petinggi militer, termasuk Menteri Pertahanan Daoud Rajha dan ipar Assad, Assef Shawkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com