Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelayaran Ikut Terganggu Kabut Asap

Kompas.com - 24/09/2012, 16:52 WIB
Irma Tambunan

Penulis

JAMBI, KOMPAS.com - Tidak hanya penerbangan, lalu lintas pelayaran di sepanjang Sungai Batanghari di Provinsi Jambi ikut terganggu akibat rendahnya jarak pandang. Kabut asap kebakaran lahan semakin pekat dalam dua hari terakhir.

Sejak Minggu hingga Senin (24/9/2012), jarak pandang hanya mencapai 500 meter sejak pukul 06.00 WIB. Asap terus meliputi wilayah kota hingga sekitar pukul 10.30 WIB.

Pelayaran di sepanjang Sungai Batanghari terganggu, karena kapal-kapal harus menahan laju.

Ketua Asosiasi Pelayaran Nasional (Insa) Jambi, Edy Best, mengatakan, saat ini kapal barang menurunkan kecepatan menjadi hanya 3 mil per jam. Dalam kondisi normal, kecepatan kapal bisa mencapai 6 mil per jam.

"Kabutnya sangat tebal terutama di malam dan pagi hari, sehingga kapal harus memperlambat kecepatan untuk menjamin keselamatan pelayaran," ujar Edy.

Sejumlah penerbangan tujuan Jakarta-Jambi mengalami keterlambatan pendaratan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jambi tidak merekomendasikan pendaratan pada pagi hari, karena kepekatan asap masih tinggi.

"Jarak pandang baru berangsur normal di atas dua kilometer pada pukul 10.30 WIB. Kami baru merekomendasikan pendaratan pesawat di Bandara Sultan Thaha Jambi menjelang 11.00 WIB," ujar Kurnianingsih Prakirawan Cuaca BMKG Jambi.

Kurnianigsih menjelaskan, pekatnya kabut asap karena masih banyak aktivitas kebakaran lahan dan hutan tersebar di wilayah selatan dan tenggara Jambi. Kondisi ini diperparah pergerakan angin yang rendah, di bawah 5 knot per jam, sehingga kabut cenderu ng tidak bergerak.

"Kabut asap terbawa angin dalam kecepatan sangat rendah, sehingga asap bertahan cukup lama di wilayah Jambi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com