Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khadafy Jadikan Sejumlah Siswi Budak Seks

Kompas.com - 24/09/2012, 16:15 WIB

Kekejaman Kolonel Moammar Khadafy dari Libya kian terkuak. Sebuah buku baru mengungkapkan, Khadafy memukul dan memperkosa sejumlah siswi sekolah yang diculik. Para gadis itu dijadikan budak seks untuk memuaskan nafsu sang tiran yang tewas di tangan massa-rakyatnya sendiri tahun lalu.

Wartawan Perancis, Annick Cojean, telah mengumpulkan sejumlah laporan mengerikan dari gadis-gadis belia yang dipaksa masuk ke harem (tempat para selir) diktator Libya itu dalam bukunya yang diterbitkan pekan lalu.

Salah seorang korban, bernama Soraya, berusia 15 tahun ketika ia diculik tahun 2004 oleh 'pencari bakat' sang tiran itu setelah gadis itu terpilih untuk memberinya sebuah karangan bunga ketika Khadafy mengunjungi sekolahnya. Khadafy menerima karangan bunga itu sebelum menempatkan tangannya di kepala Soraya. Belakangan Soraya tahu bahwa peletakan tangan di kepala itu ternyata sebuah tanda yang bermakna bahwa 'Saya menginginkan yang satu ini'.

Pada hari berikutnya sejumlah perempuan berseragam muncul di salon ibunya di Sirte dan menjelaskan bahwa Khadafy atau Pemandu, menginginkan Soraya untuk 'upacara karangan buga" yang lain.  Gadis itu lalu dibawa dengan kendaraan selama berjam-jam melalui padang gurun, darahnya kemudian diambil dan payudaranya diukur sebelum ditelanjangi dan dicukur.

Setelah mengenakan sebuah thong dan gaun satin putih berbelahan rendah, Soraya digiring ke kamar tidur Khadafy. Gadis itu terkejut saat menemukan Khadafy sedang telanjang di kamar.

"Dia meraih tangan saya dan memaksa saya untuk duduk di sampingnya di tempat tidur," cerita gadis itu dalam buku tersebut seperti dikutip Daily Mail, Minggu (23/9). Soraya menambahkan, "Saya tidak berani menatapnya. Dia bilang, 'Jangan takut. I'm your papa. Begitulah kamu memanggil saya, bukan? Tapi saya juga kakakmu dan kekasihmu. Saya akan menjadi segalanya buatmu. Karena kamu akan tinggal dan hidup bersama selamanya.'"

Semula ia melawan dan dikirim untuk belajar pada Mabrouka, perempuan berwajah masam yang bertanggung jawab bagi 'harem' Khadafy'. Khadafy bilang, "Ajari dia, didik dan (nanti) bawa dia kembali."

Soraya menggambarkan dirinya sebagai seekor 'domba kurban'. Khadafy berulang kali memperkosa, memukul dan mengencingi remaja itu selama lima tahun di penculikan, demikian menurut buku berjudul Les Proies: Dans le harem de Kadhafi (Mangsa di Harem Khadafy) itu.

Kadang-kadang, katanya, gadis-gadis lain bergabung dengan mereka. Ketika seorang gadis lain melakukan seks oral terhadap Khadafy, sang tiran memberitahu Soraya untuk 'perhatikan dan pelajari'. Mabrouka, kata Soraya, memberikan film-film porno untuk ditonton sebagai 'pekerjaan rumah'.

Seorang korban lain, Houda, berumur 18 tahun ketika ia bertemu Khadafy. Gadis itu mengatakan Khadafy menyiksa dirinya selama lima tahun setelah ia setuju berhubungan seks asal Khadafy bebaskan saudaranya.

Seorang gadis menggambarkan bagaimana dia dipaksa untuk mengenakan pakaian dalam berenda dan menonton film porno. Gadis itu menambahkan, Khadafy 'membutuhkan' sejumlah gadis setiap hari. Dia juga memperkosa anak laki-laki, kadang-kadang di hadapan Soraya.

Buku itu juga mengungkapkan bagaimana para korban budak seks Khadafy masih menderita setelah ditolak oleh keluarga mereka karena telah melakukan hubungan seks ketika mereka belum menikah. Soraya mengatakan, dirinya hidup dalam ketakutan dari para saudara laki-lakinya, yang mungkin ingin membunuhnya demi 'menghapus rasa malu'.

Para tamu perempuan Khadafy secara rutin menjalani tes darah oleh para perawat guna memastikan mereka bebas penyakit dalam hal Khadafy ingin berhubungan seks dengan mereka.

Marie Colvin, wartawan Sunday Times yang tewas di Suriah tahun lalu, pernah melaporkan bahwa seorang perawat Khadafy telah mendekatinya dengan jarum ketika dia berada di Tripoli untuk wawancara Khadafy. Dia menolak untuk diambil darahnya. Ketika masih hidup Khadafy selalu dikelilingi perempuan berseragam. Menurut buku itu, jauh dari menjadi penjaga keamanan, mereka adalah mainan seksual diktator itu.

Cojean seorang wartawan untuk harian Perancis Le Monde. Ia mengatakan laporan-laporan dalam buku itu menjadi salah satu 'investgasi paling menyakitkan' bagi dirinya. Dalam sebuah wawancara dengan France24, Cojean bilang, "Bagi Khadafy, pemerkosaan adalah senjata ... cara untuk mendominasi orang lain - perempuan, jelas, karena itu mudah, tetapi juga laki-laki, dengan memiliki istri dan anak perempuan mereka."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com