Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lagi Ada "Kejutan" di KTT ASEAN Nanti

Kompas.com - 23/09/2012, 03:11 WIB

Dalam hitungan kurang dari dua bulan ke depan, ASEAN akan kembali menggelar pertemuan penting di Phnom Penh, Kamboja.

Pertemuan kali ini akan digelar di tingkat kepala negara, yang sekaligus menjadi momen rutin serah terima posisi Ketua ASEAN, dari Kamboja ke ketua berikutnya, Brunei.

Banyak kalangan tengah menanti dengan harap-harap cemas akan kelancaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN itu. Kekhawatiran wajar muncul terutama setelah terjadi ”insiden” tidak mengenakkan, Juli lalu.

Saat itu, untuk pertama kali dalam sejarah ASEAN, organisasi regional yang sudah berusia 45 tahun, gagal mencapai kata sepakat dan menyusun komunike bersama dalam pertemuan antar-menteri luar negeri.

Kebuntuan terutama dipicu perpecahan antara sejumlah negara anggota ASEAN dalam menyikapi perkembangan sengketa wilayah di kawasan Laut China Selatan.

Dalam Pertemuan Tahunan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) tersebut, Filipina dan Vietnam berbeda pandangan secara tajam dengan tuan rumah, Kamboja.

Filipina mengusulkan rumusan komunike bersama, yang akan disepakati dan dipublikasikan, bisa memasukkan sejumlah insiden dan perkembangan terakhir yang terjadi di perairan seputar Beting Scarborough.

Setidaknya dua bulan terakhir menjelang AMM memang terjadi sejumlah insiden dan ketegangan antara kapal-kapal China dan Filipina di perairan sekitar beting itu.

Ketegangan kemudian terjadi ketika Kamboja menolak usulan Filipina tadi dengan alasan tidak ingin komunike bersama mencantumkan kepentingan nasional negara tertentu.

Sikap kaku Kamboja yang lebih mengedepankan pendekatan take it or leave it seperti itu memicu kemarahan dan berujung pada tuduhan kalau ada kekuatan dan pengaruh China di belakang tuan rumah.

Seperti dipahami, isu sengketa di kawasan Laut China Selatan melibatkan empat negara anggota ASEAN, yakni Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei. Mereka bersengketa dengan China dan juga Taiwan dalam memperebutkan wilayah Kepulauan Spratly dan Paracel.

Lantas, apakah ketegangan yang berujung pada kebuntuan serupa masih bisa mengancam KTT ASEAN November mendatang? Sepertinya tak banyak yang bisa memberikan jaminan.

Tak ada jaminan

Saat menerima kunjungan sejumlah wartawan beberapa negara anggota ASEAN di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Senin (17/9), Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengakui tak ada jaminan persoalan atau bahkan kebuntuan tidak akan terjadi saat para pemimpin negara ASEAN bertemu pada KTT mendatang.

Apalagi, dia juga mengakui posisi dan sikap tiga negara yang Juli lalu ”beradu tegang” sampai saat ini masih sama.

”Setidaknya kita masih punya waktu untuk mengupayakan sebuah sikap bersama yang berorientasi pada penyelesaian masalah. Kami (ASEAN) harus punya posisi bersama dalam hal Laut China Selatan. Dan, saya pikir semua itu tentang persiapan dan konsultasi. Kami tidak ingin ada kejutan lagi (dalam KTT ASEAN) nanti,” kata Marty menjelaskan.

Menurut Marty, para menlu ASEAN masih punya waktu dan kesempatan untuk bertemu mencari posisi bersama tentang Laut China Selatan, salah satunya dengan memanfaatkan momen Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan ini di New York, Amerika Serikat.

Menurut Marty, momen itu sudah biasa dimanfaatkan, tetapi selama ini hanya sebatas mempersiapkan berbagai kebutuhan teknis dan penyusunan agenda pertemuan KTT ASEAN di akhir tahun.

Namun, dalam situasi sekarang ini, pertemuan itu bakal benar-benar dimanfaatkan untuk mencapai posisi bersama menjelang KTT ASEAN.

”Jangan lagi ada kejutan. Kami sadar harus bekerja ekstra keras mulai sekarang hingga KTT ASEAN pada November nanti sehingga saat itu kita semua dapat menggelar sebuah pertemuan yang lancar dan tenang. Tidak perlu lagi ada yang terlalu bersemangat,” papar Marty. (WISNU DEWABRATA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com