Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lusinan Tewas Dalam Ledakan di Mogadishu

Kompas.com - 21/09/2012, 12:38 WIB

MOGADISHU, KOMPAS.com - Dua bom bunuh yang terjadi di sebuah restoran di ibukota Somalia, Mogadishu, menewaskan sedikitnya 14 orang. Korban tewas termasuk mantan editor TV Nasional Somalia, Liban Ali Nur, dua wartawan lainnya dan dua polisi.

Sejauh ini belum ada kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom yang berlangsung di pusat kota, dekat istana kepresidenan.

Tetapi pasukan pemerintah Somalia mengatakan serangan ini kemungkinan dilakukan oleh kelompok Islamis al-Shabab, yang menguasai kawasan pelabuhan Kismayo. Kelompok militan ini berhasil diusir keluar daru Mogadishu pada tahun lalu, tetapi mereka beberapa kali melakukan serangan di kota.

Dan meski al-Shabab telah kehilangan sejumlah kantong kekuasaan, tetapi mereka masih menguasai sebagian besar kawasan selatan dan pusat Somalia.

Badan pengungsi PBB melaporkan jumlah pengungsi yang kabur dari kawasan Kismayo meningkat dari beberapa lusin menjadi lebih dari 1.000 dalam sehari saat pasukan pemerintah menggelar operasi keamanan di kawasan itu.

Dua ledakan

Serangan dua bom bunuh diri Kamis (20/09) di restoran Village merupakan yang kedua sejak presiden baru disumpah pekan lalu. Restoran ini dimiliki oleh Ahmed Jama seorang pengusaha Somalia yang baru kembali dari Inggris.

Sejumlah laporan mengatakan satu pembom bunuh diri meledakkan diri di dalam, dan kemudian pembom kedua meledak saat kerumunan massa berkumpul dekat restoran.

Ahmed Jama kepada kantor berita Reuters mengatakan ''kerabat saya, yang saya berikan pekerjaan disini, telah tewas.'' "Pelanggan saya tewas. Semua orang yang tak berdosa ini. Saya tidak menghitungnya, jenazah mereka ada di depan saya,'' katanya.

Wartawan BBC di Mogadishu yang berada di lokasi ledakan melaporkan ada enam jenazah di restoran yang berlokasi di seberang gedung bioskop. Restoran ini merupakan tempat populer yang sering dikunjungi pegawai negeri sipil dan para wartawan.

"Ada banyak yang terluka, kebanyakan dengan luka sangat parah,'' kata Hassan Ibrahim Abdullahi seorang saksi mata kepada AFP.

Sejak menggulingkan Presiden Siad Barre di tahun 1991, Somalia menjadi perebutan panglima perang dan militan Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com