Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tintin Dianggap Lecehkan Bangsa Kongo

Kompas.com - 21/09/2012, 10:32 WIB

KINSHASA, KOMPAS.com — Bagi penggemar komik Tintin, maka sebuah rumah kayu di sebuah jalan sempit di ibu kota Republik Demokratik Kongo, Kinshaha, bisa dianggap rumah sendiri.

Sebab, di rumah ini penuh dengan boneka-boneka kayu yang dicat terang dari komik terkenal asal Belgia itu.

Wajah-wajah familiar terlihat di situ. Tintin dengan rambut kuncungnya, Kapten Haddock dengan jenggot tebalnya, serta tak ketinggalan duet detektif kocak Thompson dan Thomson.

Namun, di saat Kinshasa tengah mempersiapkan diri menjadi tuan rumah KTT Negara-negara Berbahasa Perancis atau Francophone, sejumlah orang berpikir Kongo harus berpaling dari sosok Tintin.

Sebab, dalam salah satu komiknya, yaitu Tintin di Kongo, warga Afrika digambarkan sebagai orang-orang terbelakang dan kekanak-kanakan.

Tintin di Kongo adalah komik pertama petualangan wartawan muda karya George Remi atau lebih dikenal dengan nama Herge. Komik itu diterbitkan pada 1930.

Dalam komik itu dikisahkan Tintin dan anjing kecil putihnya, Snowy, bertualang melawan hewan liar, pemburu, penyelundup permata, dan panglima perang lokal.

Namun, dalam komik itu Herge menggambarkan orang Afrika selalu berbibir tebal dan orang terbelakang. Kini Tintin dianggap sebagai figur budaya negara yang ingin melupakan penjajahan brutal kolonial Belgia itu.

"Tintin adalah komik ciptaan orang Barat yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap orang Afrika. Menunjukkan kurangnya pemahaman atas budaya dan nilai-nilai kami,"kata Direktur Museum Kongo Profesor Joseph Ibongo Gilungule.

Daripada "menyembah" Tintin, Ibongo mendesak agar warga negeri itu menghormati kekayaan budaya negeri yang memiliki sedikitnya 250 etnis itu.

"Masih banyak sosok yang bisa menunjukkan kelebihan negeri ini, warganya... dan itu akan lebih terhormat bagi Kongo dan seluruh Afrika jika kita membahas sosok yang menunjukkan nilai-nilai Kongo dan itu bukan Tintin," papar Ibongo.

Namun, Auguy Kakese, pematung dengan spesialisasi patung tokoh komik Tintin, mengatakan tak melihat sisi rasisme apa pun dari sosok Tintin.

"Itu hanya humor dan bukan rasisme. Bagi yang mengatakan Tintin rasis, saya bisa katakan tak ada sepotong gambarpun yang memperlihatkan Tintin tengah menyakiti warga Kongo," kata Kakese.

Dan, justru dengan membuat patung-patung Tintin, Kakese mengatakan, dia ingin menghapus masa lalu kelam penjajahan Belgia di Kongo.

"Kami pernah menjadi jajahan Belgia. Jika saya membuat patung Tintin sekarang, saya ingin mengatakan orang Belgia tetap menjadi saudara kami," tutur Kakese.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com