Mohammad Saeed, aktivis di Douma, menjelaskan, pesawat tempur MiG dan heli Suriah terbang rendah di kawasan tenggara kota itu sebelum terjadi musibah. ”Beberapa menit kemudian kami mendengar rentetan ledakan dan suara tembakan senjata. Kami mendapat kabar bahwa satu heli jatuh,” katanya.
Hal serupa juga disampaikan Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR). Sejumlah ledakan roket membahana di Douma, tidak lama setelah oposisi menembak jatuh heli.
Televisi pemerintah membantah heli itu jatuh karena ditembak oposisi. Menurut televisi tersebut, heli itu jatuh setelah menabrak ekor sebuah pesawat jet penumpang milik Syrian Air. Pesawat yang mengangkut 200 orang itu bisa mendarat dengan selamat, sementara heli jatuh.
Insiden itu terjadi saat Dewan Nasional Suriah (SNC) mengumumkan daerah selatan Damaskus adalah ”daerah bencana”, tak lama setelah pasukan rezim menyerang Al-Hajar Al-Aswad dan kamp pengungsi Palestina di Yarmuk.
SOHR melaporkan, setidaknya 12 orang tewas di dua kota di Suriah selatan, Rabu. Komisi Umum Revolusi Suriah, jaringan aktivis anti-rezim, juga menegaskan daerah selatan Damaskus telah menjadi ”daerah bencana”.
Para aktivis juga mengatakan, sedikitnya 30 orang tewas dalam ledakan pompa bensin di kota Ain Issa, Provinsi Raqqa, Suriah timur laut, Kamis. Aktivis menuduh pompa bensin itu meledak karena serangan udara pasukan rezim Suriah.
Di pihak lain, Pemerintah AS mengidentifikasi 117 penerbangan Iran yang diduga telah mengirim senjata bagi rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Departemen Keuangan AS mengatakan, penerbangan yang dioperasikan Iran Air, Mahan Air, dan Yas Air, itu mengirim senjata dan pasukan dengan kedok paket ”bantuan kemanusiaan”.
Maskapai-maskapai penerbangan itu sudah mendapat sanksi dari AS. Amerika tidak lagi berbisnis dengan mereka, dan aset-aset mereka di AS telah dibekukan. AS dan negara-negara Barat juga menekan Irak untuk menindak pengiriman senjata ke Suriah melalui wilayah Irak.
Laporan intelijen Barat menyebutkan, Iran telah memakai pesawat terbang sipil dan mengirim personel militer dalam jumlah besar lewat wilayah udara Irak menuju Suriah. Mereka dikirim untuk mendukung rezim Assad melumpuhkan oposisi yang berusaha menggulingkan Assad sejak Maret 2011.
Awal bulan ini, pejabat AS menanyakan kepada pihak Irak tentang penerbangan Iran di wilayah udaranya karena dicurigai mengangkut senjata bagi Assad. Namun, Irak menegaskan pihaknya tak mungkin membiarkan senjata dikirim melewati wilayahnya.