Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo di Kedubes AS Berakhir Ricuh

Kompas.com - 18/09/2012, 03:10 WIB

Jakarta, Kompas - Unjuk rasa yang mengatasnamakan Forum Umat Islam di Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (17/9), berujung bentrokan dan kerusuhan. Sebanyak 5 polisi terluka parah sehingga dirawat di RSPAD, 7 polisi terluka ringan, serta 5 pengunjuk rasa ditangkap dan ditahan.

Unjuk rasa itu terkait dengan beredarnya film Innocence of Muslims yang menghina dan melecehkan Nabi Muhammad SAW. Kerusuhan itu juga mengakibatkan rusaknya mobil dinas Kepala Polda Metro Jaya, satu mobil Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta, serta properti milik publik, termasuk paving block, untuk dilemparkan.

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Untung Suharsono Radjab mengatakan, pelaku yang diduga provokator telah ditangkap, ditahan, dan diperiksa. ”Semua masalah akan diselesaikan,” katanya seusai meminta pasukan pengamanan mundur agar massa juga mundur.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menambahkan, lima polisi terluka parah di kepala dan tubuh akibat terkena lemparan batu kini dirawat di RSPAD.

Selain menahan lima pengunjuk rasa, petugas mencari dan menelusuri pelaku perusakan mobil dinas Kapolda. Mobil dinas itu diparkir di tengah massa saat Kapolda berusaha menenangkan massa. Kerusakan lebih parah bisa dihindari setelah sopir membawa mobil dari amukan massa.

Tetap terukur

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Kempek, Palimanan, Kabupaten Cirebon, mengecam film Innocence of Muslims karena dapat menyulut konflik dan perpecahan agama.

Banyak negara dibikin repot oleh film itu. Warga negara asing menjadi sasaran kekerasan di banyak negara, membuat dunia menjadi kurang damai. Indonesia harus turut menjaga perdamaian. Kebebasan tidak bisa digunakan secara absolut, tetapi tetap ada batasannya.

”Ini yang harus kita serukan pada dunia. Indonesia akan aktif dan siap. Kita ikut merumuskan protokol internasional untuk mencegah penistaan agama,” kata Yudhoyono.

Sementara di Jakarta, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan, Indonesia terusik dan tidak dapat menerima tayangan video atau film yang memojokkan Islam. Meski demikian, rakyat dapat menyampaikan protes secara terukur, tertib, dan sejalan dengan semangat demokrasi yang dikembangkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com