Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2012, 16:57 WIB

JENEWA, KOMPAS.com - Semakin banyak "elemen asing", termasuk kaum jihadis, beroperasi di Suriah, kata panel independen PBB, Senin (17/9/2012), dalam laporan pertamanya tentang konflik di Suriah. Komisi itu juga mengatakan, "teroris" luar Suriah menyebabkan perang saudara itu tidak lagi terkendali.

Dalam laporan pada Dewan Keamanan PBB itu, komisi penyelidikan bentukan Dewan HAM PBB itu mengatakan beberapa kekuatan asing bergabung dengan kelompok-kelompok antipemerintah, sementara sejumlah lainnya beroperasi sendirian.

"Elemen-elemen tersebut cendrung mendorong para petempur antipmerintah ke posisi yang lebih radikal," kata Paulo Sergio Pinheiro, diplomat dan profesor asal Brasil yang mengetuai komisi penyelidikan itu.

Pinheiro menyebut orang-orang asing itu sebagai "teroris", meskipun dalam laporan tertulisnya tidak ada kata tersebut.

Para aktivis menyebut sedikitnya 23.000 orang tewas selama konflik di Suriah yang telah berlangsung 18 bulan itu.

Komisi itu menuduh aparat pemerintah dan milisi pro-rezim shabiha melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk pembunuhan, eksekusi, penyiksaan, pengadilan tidak semena-mena, kekerasan seksual, dan penganiayaan terhadap anak-anak.

Meskipun demikian, kelompok antipemerintah juga tidak luput dari tudingan komisi tersebut. Pasukan-pasukan pemberontak juga dituduh melakukan kejahatan perang, termasuk pembunuhan, eksekusi di luar pengadilan, serta penyiksaan.

Pinheiro mengatakan kondisi hak asasi manusia di negara itu "memburuk hingga pada tingkat yang sulit digambarkan dalam beberapa kata. Pelanggaran HAM yang mengerikan terus meningkat dalam jumlah, kecepatan, dan bobot."

Dikatakannya, frekuensi "pelanggaran (HAM) yang mengerikan" sangat besar sehingga timnya tidak mampu lagi menyelidiki semuanya.

"Rakyat sipil, banyak di antaranya anak-anak" menghadapi dampak terburuk kekerasan yang meningkat," terangnya.

Sejak awal pemerintah Suriah menuduh bahwa pemberontakan antipemerintah yang dimulai pada Maret 2011 itu merupakan konspirasi asing. Damaskus menuduh sejumlah negara Teluk dan Barat mendanai dan melatih para pemberontak, yang mereka sebut sebagai teroris.

Duta Besar Suriah untuk PBB Faysal Khabbaz Hamoui mempertanyakan obyektivitas dan akurasi laporan tersebut. Meskipun demikian dia tampaknya setuju dengan Pinheiro dalam hal kekuatan asing yang bermain di negaranya.

Katanya di hadapan para diplomat di DK PBB, Hamoui mengatakan, "banyak pihak internasional berkaitan dengan meningkatnya krisis di Suriah."

Menanggapi hal itu, Dubes Turki di PBB Oguz Demiralp mngatakan bahwa "krisis ini terus meningkat tanpa akhir tampak di depan mata."

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com