Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Perusahaan Jepang Tutup Pabrik di China

Kompas.com - 17/09/2012, 14:58 WIB

SHANGHAI, KOMPAS.com - Sejumlah perusahaan Jepang telah menutup sementara pabrik-pabrik dan toko mereka di China karena panasnya aksi unjuk rasa menyangkut wilayah yang disengketakan.

Sementara itu, media pemerintah China, Senin (17/9), memperingatkan bahwa Jepang bisa mengalami lagi "dekade yang hilang" jika hubungan perdagangan menjadi dingin. Peringatan yang dikeluarkan para pejabat dan koran China itu muncul setelah gelombang protes selama akhir pekan kemarin berlangsung di puluhan kota, di antaranya diwarnai dengan kekerasan.

Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda mendesak Beijing untuk memastikan bahwa warga dan properti Jepang dilindungi. Pemerintah Jepang memperingatkan warga negaranya akan adanya unjuk rasa berskala besar di China, Selasa besok, yaitu saat China menandai hari peringatan resmi pendudukan Jepang pada masa perang di wilayah-wilayah China.

"Saya hari ini tidak akan ke luar dan sudah meminta teman pria China saya menemani saya seharian besok," kata Sayo Marimoto (29 tahun), mahasiswa pasca sarjana sebuah universitas di Shenzhen.

Partai Komunis China yang berkuasa, yang jarang mengizinkan aksi unjuk rasa di jalanan, membuka pintu untuk memperlihatkan kemarahan masyarakat umum setelah Jepang pekan lalu memutuskan untuk membeli pulau-pulau di Laut China Timur, yang oleh Jepang disebut sebagai Senkaku sementara Beijing menyebutnya dengan Diaoyu, dari seorang pemilik pulau pribadi berkebangsaan Jepang.

Edisi luar negeri koran People’s Daily, yang merupakan koran utama Partai Komunis China, memperingatkan bahwa Beijing bisa melakukan pembalasan secara ekonomi jika persengketaan memburuk dan mengancam bahwa Jepang akan menerima konsekuensinya. "Bagaimana dengan ini, bahwa Jepang menginginkan lagi hilangnya satu dekade dan bahkan bisa kembali menjadi dua dekade," demikian bunyi editorial di halaman depan koran.

China "selama ini selalu sangat berhati-hati untuk memainkan kartu ekonomi," kata koran itu. "Tapi dalam perjuangan menyangkut kedaulatan wilayah, jika Jepang terus melakukan provokasi, China akan menghadapi pertarungan ini," kata koran tersebut.

Menteri Luar Negeri Jepang Koichiro Gemba, Senin, mengatakan kepada wartawan bahwa Tokyo dan Washington sepakat pulau-pulau kecil Laut China Timur yang diklaim oleh Jepang dan China dilindungi oleh traktat keamanan Jepang-Amerika Serikat. "Saya tidak membicarakan masalah itu hari ini, tapi kami sama-sama mengerti antara Jepang dan Amerika Serikat (bahwa pulau-pulau tersebut) dilindungi oleh traktat," katanya setelah melakukan pertemuan dengan pihak AS.

Pekan lalu, seorang pejabat perdagangan China memperingatkan bahwa perselisihan kedua negara bisa mempengaruhi hubungan ekonomi. Laporan-laporan media Jepang mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan negara tersebut untuk sementara membatasi operasi dan menghentikan perjalanan di China.

Pada akhir pekan lalu, para pengunjuk rasa China menjarah isi toko-toko serta menyerang mobil dan restoran Jepang di setidaknya lima kota. Menurut stasiun televisi NHK, hari Sabtu mereka juga masuk ke pabrik-pabrik yang dioperasikan Jepang di Qingdao timur.

Para pekerja Jepang di China mengalami peningkatan kekhawatiran menyangkut keamanan pribadi mereka. Banyak sekolah Jepang di seluruh China, termasuk Beijing dan Shanghai, menangguhkan kegiatan kelas karena memanasnya unjuk rasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com