Beirut, Jumat
Kunjungan itu dilakukan di tengah berkobarnya perang saudara di Suriah yang bertetangga dengan Lebanon, dan serangan massa yang menewaskan Duta Besar AS di Libya.
Paus disambut Presiden Michel Suleiman, satu-satunya kepala negara Kristen di Timur Tengah, di Bandara Internasional Rafiq Hariri, Beirut. Para pemimpin Kristen, Muslim Syiah, Sunni, dan Druze bergabung dengan elite politik Lebanon dalam menyambut kedatangan Paus, memperlihatkan keselarasan yang tak tampak di bagian lain kawasan itu.
Dalam pidatonya yang ditujukan kepada warga Lebanon, Paus mengatakan, keseimbangan Lebanon akan terus menjadi realitas melalui kehendak baik dan komitmen semua orang Lebanon. ”Barulah itu menjadi contoh bagi penduduk di seluruh kawasan ini dan seluruh dunia.”
Dalam pesawat menuju Lebanon, Paus kepada wartawan mengimbau agar diakhirinya aliran senjata ke Suriah.
”Impor senjata itu harus dihentikan,” kata Benediktus (85). ”Tanpa impor senjata, perang itu tidak bisa berlanjut. Alih-alih senjata, yang adalah sebuah dosa berat, kita harus mengekspor gagasan-gagasan perdamaian dan kreativitas.”
Kunjungan itu membawa Paus ke negara dengan persentase terbesar orang Kristen di Timur Tengah. Hampir 40 persen dari 4 juta penduduk Lebanon menganut Kristen, sebagian besar pemeluk Kristen Maronit.
Selama di Lebanon, Benediktus akan membicarakan kekhawatiran para uskup kawasan itu mengenai nasib warga Kristen di Timur Tengah. Kunjungan itu juga terjadi di tengah kekhawatiran bahwa konflik Suriah bisa melebar ke Lebanon. Bentrokan antarkelompok di Lebanon beberapa bulan terakhir menelan lebih dari 20 korban tewas. Komunitas Kristen di Lebanon terpecah antara pendukung dan penentang Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.