Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Akan Hapus PLTN

Kompas.com - 14/09/2012, 16:56 WIB

TOKYO, KOMPAS.com - Jepang mengumumkan rencana untuk menghapus pembangkit tenaga nuklir dalam tiga dekade mendatang, kebijakan besar setelah bencana Fukushima.

Berdasarkan usulan yang diajukan panel pemerintah, reaktor-reaktor nuklir untuk memasok energi Jepang akan ditutup sama sekali tahun 2040.

Pembangkit Fukushima rusak 18 bulan lalu menyusul gempa dan tsunami dan menyebabkan krisis nuklir terparah dalam seperempat abad.

Bencana Fukushima menyebabkan banyak pihak yang khawatir atas keamanan nuklir dan sangat mengguncang kepercayaan penduduk terhadap pemerintah dan industri nuklir.

Keputusan ini diambil setelah pertemuan para menteri kabinet untuk menetapkan rencana jangka panjang terkait energi nuklir.

Namun untuk sementara ini Perdana Menteri Yoshohiko Noda akan mengusulkan reaktor-reaktor yang dianggap aman dapat diaktifkan kembali untuk menjamin keberlangsungan pasok listrik.

Tetapi gerakan antinuklir yang terus berkembang diperkirakan akan menolak usulan itu.

Kehilangan mata pencaharian

Meningkatnya protes antinuklir menyebabkan pemerintah dan operator pembangkit nuklir kesulitan untuk memeriksa keselamatan reaktor-reaktor nuklir.

Awal Mei lalu, 50 reaktor nuklir Jepang ditutup dan akibatnya impor minyak dan gas untuk pembangkit listrik meningkat.

Pemerintahan pimpinan PM Noda juga menghadapi penentangan dari industri yang khawatir atas meningkatnya biaya energi akibat krisis pembangkit ini.

Penduduk di kota-kota tempat 50 reaktor nuklir yang terletak di kawasan pesisir juga mengeluh kehilangan mata pencaharian.

Dengan menerapkan batas waktu 40 tahun untuk reaktor nuklir, sebagian besar pembangkit akan ditutup pada tahun 2030-an.

Jepang adalah pengguna pembangkit nuklir ketiga terbesar sebelum terjadi bencana Fukushima.

Dalam upaya untuk menghapus pembangkit nuklir secara bertahap ini, Jepang bertujuan untuk menggunakan energi terbarukan sebanyak 30%.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com