TOKYO, KOMPAS.com - Jepang mengumumkan rencana untuk menghapus pembangkit tenaga nuklir dalam tiga dekade mendatang, kebijakan besar setelah bencana Fukushima.
Berdasarkan usulan yang diajukan panel pemerintah, reaktor-reaktor nuklir untuk memasok energi Jepang akan ditutup sama sekali tahun 2040.
Pembangkit Fukushima rusak 18 bulan lalu menyusul gempa dan tsunami dan menyebabkan krisis nuklir terparah dalam seperempat abad.
Bencana Fukushima menyebabkan banyak pihak yang khawatir atas keamanan nuklir dan sangat mengguncang kepercayaan penduduk terhadap pemerintah dan industri nuklir.
Keputusan ini diambil setelah pertemuan para menteri kabinet untuk menetapkan rencana jangka panjang terkait energi nuklir.
Namun untuk sementara ini Perdana Menteri Yoshohiko Noda akan mengusulkan reaktor-reaktor yang dianggap aman dapat diaktifkan kembali untuk menjamin keberlangsungan pasok listrik.
Tetapi gerakan antinuklir yang terus berkembang diperkirakan akan menolak usulan itu.
Meningkatnya protes antinuklir menyebabkan pemerintah dan operator pembangkit nuklir kesulitan untuk memeriksa keselamatan reaktor-reaktor nuklir.
Awal Mei lalu, 50 reaktor nuklir Jepang ditutup dan akibatnya impor minyak dan gas untuk pembangkit listrik meningkat.
Pemerintahan pimpinan PM Noda juga menghadapi penentangan dari industri yang khawatir atas meningkatnya biaya energi akibat krisis pembangkit ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.