Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Mengecam Keras Serangan di Benghazi

Kompas.com - 13/09/2012, 07:52 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Presiden Barack Obama mengecam keras hal yang disebutnya sebagai serangan yang melampaui batas atas Konsulat Amerikat Serikat di Benghazi, Libya.

Dalam serangan Selasa (11/9/2012) malam tersebut, Duta Besar AS John Christopher Stevens tewas bersama tiga warga Amerika lainnya.

"Saya mengecam keras serangan yang melampaui batas atas fasilitas diplomatik kami di Benghazi," tutur Presiden Obama dalam pernyataan resmi, Rabu (12/9/2012).

Keempat warga Amerika itu, menurut Obama, menekankan komitmen Amerika Serikat atas kebebasan, keadilan, dan kemitraan dengan bangsa dan warga dunia.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat sudah menegaskan akan bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri untuk meningkatkan keamanan di fasilitas diplomatiknya di seluruh dunia.

"Kami mengikuti insiden yang tragis ini dari dekat bersama Departemen Luar Negeri. Kami siap mendukung Departemen Luar Negeri dengan segala cara," jelas juru bicara Departemen Pertahanan, Letkol Steven Warren.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan, korban yang tewas memiliki komitmen untuk membantu rakyat Libya mencapai masa depan yang lebih baik.

Permintaan maaf

Pihak berwenang Libya mengatakan, serangan Selasa malam itu dilakukan para pengunjuk rasa yang marah karena beredarnya film yang dianggap menghina Nabi Muhammad.

Para penyerang membawa senjata api dan granat berpeluncur roket membakar gedung Konsulat AS di Benghazi, yang merupakan kota kedua terbesar di Libya setelah ibu kota Tripoli.

Ketua Majelis Nasional Libya Mohammed Magarief sudah menegaskan, para penyerang akan dibawa ke pengadilan.

"Kami tegaskan bahwa tidak akan ada yang bisa bebas dari hukuman dan penyelidikan," katanya dalam konferensi pers, Rabu (12/9/2012), yang disiarkan langsung saluran televisi Al Jazeera.

Dia juga menyampaikan permintaan maaf kepada Amerika Serikat sehubungan dengan serangan atas Konsulat AS.

Magarief berjanji bahwa semua warga asing di Libya akan mendapat perlindungan dari pemerintah dan aparat keamanan Libya.

Wakil Menteri Dalam Negeri Libya Wanis al-Sharif sempat menuduh bahwa para penyerang adalah pendukung mendiang mantan pemimpin Libya, Moammar Khadafy, yang ditumbangkan oleh revolusi dan tewas dibunuh ketika ditemukan kelompok perlawanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com