BRUSSELS, RABU -
Survei diselenggarakan German Marshall Fund of the United States,
Sebanyak 57 persen warga di 12 negara Uni Eropa, termasuk di dalamnya beberapa negara anggota zona euro, mengatakan, euro merupakan sesuatu hal yang buruk bagi perekonomian mereka.
Sebanyak 1.000 orang ditanyai dari setiap negara. Di Spanyol, 57 persen warga mengatakan, euro menjadi persoalan. Di Inggris, 89 persen warga menyatakan hal serupa. Sebanyak 84 persen warga di Swedia, 71 persen warga Polandia, demikian juga mayoritas warga Jerman menyatakan hal serupa.
Akan tetapi, 61 persen warga mengatakan, keberadaan Uni Eropa merupakan hal positif meski tidak dengan euro.
Opini warga ini sama ekali tidak salah. Ekonom AS, Martin Feldstein, sudah memberikan peringatan sejak euro diperkenalkan tahun 1999.
Menurut Feldstein, sebuah kawasan yang memiliki uang tunggal tetapi tidak memiliki kebijakan layaknya dalam satu negara lambat atau cepat pasti akan membawa kawasan ke jurang.
Logikanya, dengan mata uang yang satu, asumsinya adalah mobilitas manusia, produksi, harus leluasa layaknya di dalam satu negara. Mobilitas ini tidak terjadi. Aksi merger dan akuisisi di zona euro tidak leluasa terjadi.
Faktor ini menyebabkan penyesuaian berdasarkan pada mekanisme pasar tidak terjadi. Ini menyebabkan akumulasi masalah yang baru meledak setelah tidak tertahankan.