Tripoli, Rabu -
Stevens tewas ketika dia dan sekelompok pegawai kedutaan menuju Konsulat AS di Benghazi. Mereka hendak mengevakuasi staf saat konsulat diserang massa yang menembakkan senjata otomatis serta granat berpenggerak roket. Stevens, yang fasih berbahasa Arab dan Perancis, adalah dubes AS pertama yang terbunuh dalam tugas semenjak Adolph Dubs tewas di Afganistan dalam usaha membebaskannya dari penculikan, tahun 1979.
Presiden ad interim Libya, yang juga Kepala Majelis Nasional Libya, Mohammed el-Megarif, meminta maaf kepada AS atas kejadian tersebut. Deputi Menteri Dalam Negeri Libya Wanis al-Sharif menuding pendukung pemimpin tersingkir Libya, Moammar Khadafy, di balik aksi penyerangan ini.
Presiden AS Barack Obama mengecam keras terjadinya insiden tersebut. ”Saya mengecam keras serangan pada fasilitas diplomatik kami di Benghazi yang menyebabkan tewasnya empat warga Amerika, termasuk Duta Besar Christopher Stevens,” kata Obama dalam pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih.
Kecaman juga disampaikan Pemerintah Inggris, yang menyebut serangan itu ”brutal dan tidak berperikemanusiaan”. Inggris mendesak Libya mengadili pelakunya.