Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia dan Filipina Berbagi Pengalaman Atasi Konflik

Kompas.com - 10/09/2012, 06:44 WIB
Nasrullah Nara

Penulis

NAY PYI TAW, KOMPAS.com -- Indonesia dan Filipina berbagi pengalaman menangani konflik sosial melalui forum konsultasi di Nay Phy Taw, ibu kota baru negara Myanmar, Minggu (9/9/2012). Pertemuan yang berlangsung dari pagi hingga malam tersebut difasilitasi Center for Humanitarian Dialogue (CHD).

Pertemuan di kota yang berjarak 400 kilometer sebelah utara ibu kota lama, Yangon, berlangsung tertutup di sebuah hotel. Namun, pada malam hari, sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas Nasrullah Nara, acara dilanjutkan dengan suasana lebih santai, terbuka, dan bersifat informal di sebuah rumah makan.

Delegasi Indonesia yang terdiri atas M Jusuf Kalla, Hamid Awaluddin, dan Endiartono Sutarto, memaparkan pengalamannya dalam mengatasi konflik bernuansa agama dan ertnik di Ambon dan Poso pertengahan 1990-an. Mereka juga memaparkan pengalaman yang paling monumental ketika mendamaikan tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan pemerintah RI melalui perjanjian Helsinki tahun 2005.

Adapun delegasi Filipina yang dipimpin Prof Miriam Coronel-Ferrer (dari Kantor Kepresidenan Filipina) memaparkan bagaiamana cara menangani konflik antara gerilyawan muslim Moro di Filipina Selatan dengan pemerintah Filipina. Hadir antara lain pejabat dari Program Pembangunan PBB (United Development Programme), Alma Evangelista.

Direktur CHD wilayah Asia, Michael Vatikiotis mengungkapkan, pertemuan tersebut dimaksudkan untuk menggali perspektif baru dan terus menggelorakan pentingnya digalang upaya resolusi konflik. Konflik etnik dan agama yang belakangan merebak perlu diredam dan dicarikan jalan keluarnya guna mewujudkan perdamaian dunia serta memajukan peradaban masyarakat di berbagai belahan dunia. Salah satu yang aktual adalah konflik etnik Rohingya dan Rakhine di Myanmar.

"Untuk Asia Tenggara, contoh pengalaman yang paling relevan untuk dibagi adalah resolusi konflik yang dilakukan di Indonesia dan Filipina," kata Vatikiotis.

Ia mengungkapkan, pertemuan itu sudah di gagas sejak awal tahun 2012. Namun baru kali ini sempat terselenggara karena kesibukan berbagai pihak yang terkait.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com