Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aleppo Kesulitan Air Bersih

Kompas.com - 10/09/2012, 02:08 WIB

Damaskus, Minggu - Aleppo, kota terbesar di Suriah, mengalami krisis air minum paling parah akibat jaringan pipa induk hancur, Sabtu (8/9). Belum dipastikan penyebab pipa utama rusak, tetapi peristiwa itu didahului serangan udara serta pertikaian antara militer dan oposisi di sekitar pipa yang memasok kebutuhan air minum warga Aleppo itu.

Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), Minggu, mengatakan, pipa induk yang hancur itu terletak di Distrik Bushtan al-Basha, Aleppo utara. ”Pipa induk hancur di dekat perusahaan air minum di Bushtan al-Basha. Pipa itu sangat penting karena menyalurkan air minum ke seluruh kota,” ungkap Direktur SOHR Rami Abdel Rahman.

Rahman belum bisa merinci penyebab hancurnya pipa induk itu. ”Kami tidak bisa mengatakan bagaimana pipa itu hancur, tetapi ada serangan udara dan pertikaian antara tentara dan pemberontak di sekitar itu,” katanya.

Pipa induk itu selama ini menyalurkan air bagi semua jaringan pipa yang lebih kecil bagi kebutuhan air warga kota. Aleppo, sebelum menjadi medan perang antara oposisi dan militer rezim Presiden Bashar al-Assad, dihuni oleh sekitar 2,6 juta jiwa. Selain sebagai kota terbesar, Aleppo juga kota komersial utama di Suriah.

Komite Koordinasi Lokal (LCC), jaringan aktivis oposisi di lapangan, menyebutkan, pipa induk itu hancur akibat serangan udara pasukan Assad. Dalam video yang dirilis LCC, bak penampung air terlihat hancur. Air mengalir melintasi puing-puing bangunan yang hancur.

Sebuah deskripsi tentang rekaman video itu mengatakan, jet tempur militer ”menghancurkan pasokan air minum utama bagi kota Aleppo. Air yang melimpah membanjiri sebagian besar jalan di Midan dan distrik penting, yakni Bustan al-Basha”.

Salah satu saksi mata, warga setempat, mengatakan, setengah dari kota itu kini tanpa air. Kesulitan minum paling parah terjadi di utara dan timur Aleppo. ”Ada masalah, tetapi saya tak tahu apa masalah itu. Kami tak dapat mengirim tim atau memeriksa atau memperbaikinya sekarang,” kata pejabat perusahaan pengelola air kepada pers.

Bentrokan paling sengit terjadi pada Sabtu pagi di Distrik Bustan al-Basha. Diduga kuat, serangan udara militer pada hari itu telah menyasar jaringan pipa induk dalam sistem distribusi air minum bagi warga kota.

Gubernur Aleppo Mohammad Aqqad membantah laporan media bahwa pasokan air minum telah terhenti di Aleppo. Dia malah mengatakan, hanya dua pompa air yang rusak dan upaya perbaikan sedang dilakukan. Suplai air segera normal lagi.

Stasiun televisi Suriah melaporkan, militer telah melancarkan ”operasi berkualitas” di barak Hanano di Aleppo dan menewaskan sejumlah pejuang bersenjata. Beberapa ”operasi berkualitas” lain juga dilakukan di sejumlah permukiman warga.

Pasukan Pemerintah Suriah kembali membombardir pusat kota Aleppo, Minggu, sehari setelah rezim militer terlibat bentrok sengit dengan oposisi yang mencoba mengambil alih distrik Bushtan al-Basha. Banyak rumah hancur dalam penembakan di kota itu seperti dilaporkan SOHR.

AS-Rusia

Di tengah meningkatnya pertempuran di Suriah, perbedaan tajam antara Rusia dan Amerika Serikat menyikapi konflik Suriah semakin terbuka. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan, resolusi baru Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan sia-sia jika tidak bertaring. Assad mungkin akan mengabaikan resolusi itu.

Berbicara seusai pertemuan dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov di sela-sela pertemuan tingkat tinggi forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok, Rusia, Hillary mengatakan, Washington ingin bekerja sama dengan Moskwa melahirkan resolusi baru terkait Suriah.

Lavrov berharap DK PBB menyetujui rencana perdamaian yang disepakati Juni lalu di Geneva soal gencatan senjata dan transisi politik.

Menurut Clinton, jika masih ada perbedaan tajam yang sulit dijembatani AS-Rusia, ”Kami akan bekerja sama dengan negara yang sepaham untuk mendukung oposisi Suriah mempercepat kejatuhan Assad.”

Seperti China, Rusia juga menghendaki perang segera diakhiri di Suriah. Namun, mereka tidak ingin intervensi militer dan tidak sepaham jika Assad dilengserkan secara paksa. Kunci untuk mengakhiri krisis yang telah berjalan 18 bulan di Suriah ini ada di tangan Rusia dan China.

Di saat yang sama, utusan khusus PBB dan Liga Arab, Lakhdar Brahimi, terbang ke Kairo, Mesir, untuk melakukan pertemuan dengan para pemimpin Arab. Krisis di Suriah ini bakal menjadi persoalan hangat yang disoroti para pemimpin Liga Arab.

(AFP/REUTERS/AP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com