YANGON, KOMPAS.com - Palang Merah Myanmar (The Myanmar Red Cross Society/MRCS) menyambut baik dukungan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk menuntaskan konflik kemanusiaan yang melibatkan etnis Rohingya dan Rakhine, di Myanmar.
Inisiatif PMI yang progresif selama ini dinilai mampu menggalang perhatian dunia internasional untuk mewujudkan kehidupan harmoni di negara bagian Rakhine tersebut. "Pemerintah Myanmar amat menghargai inisiatif PMI untuk membantu menyelesaikan masalah kemanusiaan yang berpangkal dari konflik etnik di negeri kami," ujar Presiden MRCS Tha Hla Shwe, seusai penandatanganan naskah kerja sama antara MRCS dengan PMI di Hotel Chatrium Yangon, Sabtu (08/09/2012) pagi.
Acara tersebut dihadiri pejabat dari Organisasi Konferensi Islam (Organization of The Islamic Conference (IOC) Abdoelayae Kebe, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, dan mantan juru runding perjanjian Helsinki untuk perdamaian RI-Aceh Hamid Awaludin. Hadir pula Sekretaris Jenderal PMI Budi Atmadi Adiputro dan Sekretaris Jenderal MRCS Khin Maung Hla.
Shwe secara khusus menyampaikan penghargaan kepada Ketua Umum PMI Muahammad Jusuf Kalla yang demikian gesit dan proaktif mendorong penyelesaian konflik etnik di Myanmar belakangan ini. "Berkat gagasan beliau, dunia internasional melihat secara obyektif duduk permasalahan dan pemerintahan kami pun amat mendukung upaya penyelesaian konflik tersebut," ujar Shwe.
Sementara itu Kalla menegaskan bahwa keterpanggilannya untuk terjun mengatasi konflik di Myanmar lebih karena faktor kemanusiaan. Hal itu juga sekaligus menjadi bagian dari peran Indonesia untuk mendorong terbangunnya kembali kehidupan harmoni bagi masyarakat yang bertikai."Jika kehidupan damai dan harmoni, maka segala bidang pun membaik termasuk ekonomi, sosial, dan infrastruktur," katanya.
Kalla menilai, konflik etnik jauh lebih fatal dan parah dibanding bencana alam. Bencana alam bisa dilokalisasi dampaknya, sedangkan konflik etnik bisa menjalar melintasi negara. "Kami juga menghargai sikap Pemerintah Myanmar, MRCS, dan semua pihak yang mendukung penyelesaian konflik ini. Baik Kalla maupun Shwe sepakat untuk memprioritaskan penanganan korban termasuk aspek pangan, pakaian, dan kesehatan. Juga akan segera merehabilitasi kerusakan rumah akibat konflik di Rakhine," ujarnya.
Mengenai jumlah rumah dan lahan yang akan ditempati membangun kembali fasilitas permukiman bagi korban, akan dibicarakan lebih lanjut. Yang pasti, kata Shwe dan Kalla, penanganan konflik tersebut antara lain juga telah mengundang perhatian dan dukungan dari Palang Merah Internasional (ICRC), Federasi Palang Merah Internasional (IFRC), Palang Merah Austarlia, Palang Merah Denmark, dan Palang Merah Turki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.