Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehadiran Palang Merah Indonesia Bermakna Ganda

Kompas.com - 08/09/2012, 00:34 WIB
Nasrullah Nara

Penulis

YANGON, KOMPAS.com  - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) HM Jusuf Kalla mengungkapkan, keterpanggilan PMI untuk hadir mengatasi konflik yang melibatkan etnik Rohingya dan Rakhine di Myanmar mempunyai makna ganda.

Selain mencerminkan komitmen Indonesia untuk  mengatasi persoalan kemanusiaan, hal itu juga sekaligus menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tidak lupa diri atas bantuan-bantuan internasional yang mengalir ke Indonesia jika terjadi bencana selama ini.

"Paling tidak, kita tunjukkan pada dunia bahwa kita punya rasa terima kasih atas mengalirnya bantuan untuk penanganan bencana di Aceh tahun 2004 lalu. Waktu itu, puluhan negara dan organisasi dunia mengulurkan tangan untuk menangani bencana di Aceh hingga masa-masa rehabilitasi fisik. Nah, sekarang, begitu ada persoalan kemanusiaan, saatnya Indonesia hadir juga memberi bantuan," ujar Kalla dalam acara jamuan makan malam di Kedutaan Besar RI untuk Myanmar di Yangon, Jumat (7/9/2012) malam.

Pada kesempatan itu, hadir Duta Besar RI untuk Myanmar Sebastianus Sumarsono, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, dan mantan Duta Besar RI untuk Rusia Hamid Awaluddin.

Endriartono dan Hamid tiba bersama Kalla di Yangon Jumat  sore terkait rencana mereka berbagi pengalaman seputar tatacara mendamaikan  konflik Aceh pasca tsunami tahun 2005-2006 lalu. Saat  Gerakan Aceh Merdeka berdamai  dengan Pemerintah RI  kala itu, Endriartono merupakan Panglima TNI dan Hamid merupakan Menteri Hukum dan HAM sekaligus juru runding pemerintah RI pada perdamaian Helsinki. 

Dijadwalkan,  Sabtu (08/09/2012) pagi, Kalla, Endriartono, dan Hamid akan menjelaskan pentingnya peranan Indonesia dalam menangani konflik-konflik kemanusiaan di negara tetangga. Penjelasan itu akan dirangkaikan dengan perjanjian kerja sama antara PMI dengan Palang Merah Myanmar terkait penanganan konflik etnik di negara tersebut.

Perjanjian itu dibutuhkan sebagai payung hukum dalam menjalankan misi perdamaian, rekonsiliasi, dan rehabilitasi rumah bagi korban, tanpa mengintervensi pemerintah negara setempat. Penjelasan itu juga akan disimak oleh utusan dari organisasi  kerja sama negara-negara islam (IOC).

Kalla sekali lagi menegaskan bahwa konflik antara etnik Rohingya dan Rakhine sama sekali bukan karena masalah agama.

Konflik itu murni karena masalah suku. Lalu apa pentingnya Indonesia ikut memadamkan api konflik mereka? Kalla memberikan analogi, bahwa peristiwa kebakaran yang melanda sebuah rumah pasti memberi efek bagi kawasan sekitarnya.

"Bila api tidak dipadamkan, bisa-bisa rumah kita ikut terkena dampaknya. Jadi, cepat-cepat harus ditangani dengan pendekatan kemanusiaan," ujar Kalla.  

Saat bincang-bincang di penghujung acara jamuan makan, datang  pula Duta ASEAN-US Eminent Person Group, Immanuel Robert Inkiriwang. Inkiriwang berada di Yangon untuk urusan ASEAN. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com