Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Naik Lagi

Kompas.com - 04/09/2012, 05:00 WIB

jakarta, kompas - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia selama Agustus 2012 berdasarkan perhitungan formula harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia crude oil price/ICP) 111,72 dollar AS per barrel. Ini berarti harga minyak mentah naik 8,84 dollar AS dibandingkan bulan sebelumnya 102,88 dollar AS per barrel.

Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, dalam situs Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Senin (3/9), di Jakarta, kenaikan ICP itu seiring perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional.

Pengamat perminyakan, Kurtubi, memperkirakan harga minyak mentah akan terus naik pada triwulan IV-2012. Kenaikan terjadi karena sejumlah negara telah memasuki musim dingin sehingga permintaan minyak akan meningkat meski kondisi perekonomian sedang krisis.

”Hal ini tentu akan meningkatkan beban subsidi BBM (bahan bakar minyak) karena asumsi ICP dalam APBN-P (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan) 2012 sebesar 105 dollar AS per barrel. Apalagi, konsumsi BBM dipastikan melampaui kuota dalam APBN-P 2012,” ujar Kurtubi. Oleh karena itu, pemerintah disarankan membuat terobosan kebijakan untuk mengimbangi kenaikan besaran subsidi BBM, misalnya mengupayakan agar produksi siap jual mendekati target. Selain itu, perlu juga merenegosiasi kontrak penjualan gas dari Tangguh, Papua Barat, ke Fujian, China.

Wakil Direktur Lembaga Ekonomi Pertambangan dan Energi (ReforMiner Institute) Komaidi Notonegoro menyatakan, kenaikan ICP itu akan mengakibatkan beban subsidi energi bertambah sekitar Rp 28 triliun. ” Ini masih mengasumsikan kuota tidak terlampaui dan kurs juga sesuai target,” ujar Komaidi.

Berdasarkan hasil kajian Tim Harga Minyak Indonesia, kenaikan ICP seiring perkembangan harga minyak mentah di pasar dunia. Penyebabnya antara lain produksi minyak mentah dari negara non-Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) terganggu, khususnya dari kawasan Laut Utara dan Teluk Meksiko. Hal itu karena ada pemeliharaan fasilitas produksi di Laut Utara dan badai tropis Ernesto dan Isaac di Teluk Meksiko yang mengakibatkan proses produksi terhenti. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com