Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Orang Masih Hilang

Kompas.com - 01/09/2012, 05:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Puluhan penumpang perahu pencari suaka yang tenggelam di lepas pantai selatan Jawa masih hilang hingga Jumat (31/8). Pihak Badan SAR Nasional masih meneruskan operasi pencarian dan penyelamatan, tetapi harapan menemukan korban selamat makin tipis.

Menurut juru bicara Basarnas, Gagah Prakoso, hingga tiga hari pasca-tenggelamnya kapal pencari suaka yang ditumpangi sekitar 150 orang di sekitar selat Sunda itu, 56 korban telah dievakuasi. Seorang tewas dan 55 jiwa selamat dan sedang mengurus keimigrasian di Merak, Banten.

”Tadi pagi mereka dibawa kapal militer Australia dan kapal dagang APL Bahrain ke Pangkalan TNI AL Merak,” ucap Gagah saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, para korban ditemukan terapung-apung pada jarak 45 mil laut dari Tanjung Lesung. Hingga kini pencarian masih berlangsung hingga sepekan, seperti prosedur standar.

Kepala Direktorat Polisi Air Kepolisian Daerah Banten Komisaris Besar Budhi Hermawan ketika dihubungi Jumat petang mengatakan, pihaknya terus melakukan pencarian di perairan sekitar Pulau Panaitan yang terletak di Samudra Hindia.

Menurut Budhi, dari 55 orang yang selamat, ada beberapa orang yang sakit dan langsung dirawat di Rumah Sakit Krakatau Medika, Kota Cilegon, Banten. ”Di antara mereka ada yang dehidrasi karena terkatung-katung di laut. Mereka lalu kami serahkan kepada pihak imigrasi,” kata Budhi.

Tak realistis

Otoritas Keamanan Maritim Australia (AMSA) menyatakan telah mengakhiri pencarian para pencari suaka yang hilang tersebut. Dalam pernyataan resmi, AMSA mengaku menghentikan operasi pencarian mengikuti saran medis bahwa tak ada kemungkinan realistis bertahan hidup bagi mereka yang masih hilang.

Kantor berita AFP menyatakan, korban selamat sebagian besar laki-laki dan diperkirakan berasal dari Afganistan. Sebagian dari mereka berteriak histeris saat hendak diturunkan di Merak. ”Kami ingin ke Australia!” kata mereka.

Mereka mengatakan, perahu kayu mereka yang reyot diawaki orang Indonesia yang memakai rompi pelampung dan menyelamatkan diri begitu kapal itu mengalami masalah.

Salah satu pencari suaka bernama Muhammad Reza (30), yang bekerja sebagai penerjemah bagi pasukan koalisi pimpinan AS di Afganistan, menghabiskan tabungan sebesar 16.000 dollar AS untuk perjalanan itu dengan harapan hidup lebih baik di Australia.

Dari Padang, Sumatera Barat, dilaporkan, 43 imigran gelap asal Sri Lanka tujuan Australia yang terdampar di Kabupaten Kepulauan Mentawai belum dipindahkan ke Kota Padang karena kesulitan kapal pengangkut dan tempat penampungan di kota itu.

(AFP/AP/DI/CAS/ICH/INK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com