Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Mesir Berupaya Redakan Kecemasan Israel

Kompas.com - 30/08/2012, 11:14 WIB

KAIRO, KOMPAS.com - Presiden Mesir, Mohammed Mursi, berjanji akan menghormati perjanjian perdamaian bersejarah antara negaranya dengan Israel. Mursi tampaknya berusaha untuk memoles pemerintahannya sebagai pemerintahan yang moderat.

Telegraph, Rabu (29/8/2012), melaporkan, pemimpin Mesir itu menggunakan kesempatan wawancara pertamanya dengan pers Barat, sejak berkuasa pada Juni, sebagai mimbar untuk membantah kritik bahwa ia bermaksud untuk memimpin sebuah rezim reaksioner yang akan bermusuhan dengan Amerika Serikat dan Israel. Israel berada di antara negara-neara yang paling mencurigai niat Mursi, apa lagi Morsi punya sejarah keterlibatan yang panjang dengan Ikhwanul Muslimin. Namun Mursi tampak sangat bersemangat untuk meyakinkan negara tetangganya itu.

Ia berjanji, langkah militer yang ia mulai untuk membasmi militan Islam di Semenanjung Sinai yang membelah kedua negara akan sesuai dengan perjanjian damai Israel-Mesir tahun 1979. "Mesir melakukan perannya yang sangat normal di wilayahnya dan tidak mengancam siapapun dan tidak boleh ada keprihatinan internasional atau regional sama sekali atas kehadiran pasukan keamanan Mesir (di Sinai)," kata Mursi.

Dia mengatakan langkah itu "sepenuhnya menghormati perjanjian perdamaian internasional".

Para pejabat Israel telah menyatakan keprihatinan bahwa pengerahan pasukan tambahan Mesir di Sinai menggerogoti klausul utama perjanjian itu, yang membatasi kehadiran militer Mesir di wilayah tersebut. Namun protes-protes Israel telah diredam di tengah kekhawatiran negara itu bahwa perbatasan selatannya dapat menjadi tidak stabil karena kehadiran militan. Awal bulan ini orang-orang bersenjata menewaskan 16 tentara Mesir di sebuah pos perbatasan di wilayah Sinai sebelum melancarkan serangan yang gagal ke Israel.

Meski begitu, para pejabat Israel takut hal itu merupakan preseden bagi Ikhwanul Muslimin dalam mengeksploitasi upayanya untuk memodifikasi aspek dari perjanjian itu yang mereka nilai tidak adil bagi Mesir.

Israel berhati-hati menyambut sejumlah komentar Mursi. Negara itu menantang dia untuk membuktikan ketulusannya dengan mengunjungi Yerusalem, sesuatu yang bahkan pendahulunya,yaitu Hosni Mubarak, melakukan hal itu hanya sekali ketika ia menghadiri pemakaman Yitzhak Rabin tahun 1995.

Avigdor Lieberman, Menteri Luar Negeri Israel yang berhaluan garis keras mengatakan, "Semua itu kabar penting. Namun siapa pun yang berbicara tentang perdamaian dan stabilitas harus paham bahwa hal itu tidak bisa hanya samar-samar dan hipotetis. Kami berharap dapat melihat Presiden Morsi menerima perwakilan resmi Israel, kami ingin melihat dia memberikan wawancara kepada media Israel dan kami ingin melihat dia di Yerusalem."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com