Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Selidiki Dugaan Pembunuhan terhadap Arafat

Kompas.com - 29/08/2012, 09:28 WIB

PARIS, KOMPAS.com - Jaksa Penuntut Umum Perancis telah membuka penyelidikan adanya dugaan pembunuhan terhadap meninggalnya pemimpin Palestina, Yasser Arafat tahun 2004 lalu.

Upaya penyelidikan ini dilakukan oleh jaksa setelah bulan lalu keluarga Arafat menyatakan bahwa kematiannya berlangsung secara tidak wajar. Keluarganya mengklaim bahwa Arafat meninggal karena dibunuh dengan racun setelah ditemukan elemen radio aktif bernama polonium-210 pada sejumlah barang-barang yang diberikan kepada istrinya, Suha Arafat.

Dalam sebuah acara dokumenter yang disiarkan oleh stasiun televisi Al Jazeera sejumlah peneliti dari Institut Fisika Radiasi (IRA) di Universitas Lausanne di Swiss yang disewa untuk melakukan penelitian terhadap dugaan itu mengatakan telah menemukan adanya polonium-210 dengan jumlah "signifikan" dari sampel yang diambil dari benda-benda pribadi Arafat, termasuk kafiyah yang menjadi ciri khasnya.

Arafat yang meninggal di sebuah rumah sakit militer dekat Paris tahun 2004 lalu menurut laporan medisnya dinyatakan meninggal karena stroke akibat gangguan aliran darah pada tubuhnya.

Meski demikian banyak warga Palestina percaya bahwa Israel telah memberikan racun yang menyebabkan meninggalnya Arafat. Israel telah membantah keterlibatan mereka atas sejumlah tuduhan itu. Sejumlah orang lainnya menduga kematian Arafat karena dia mengidap AIDS.

Permintaan keluarga

Keluarga Arafat yang telah memiliki dugaan ini telah mengajukan permohonan penyelidikan kepada otoritas Perancis pada bulan Juli lalu dan kemudian dikabulkan pada awal pekan ini.

Dalam keterangannya pada hari Selasa (28/08) pemerintah Perancis mengatakan telah menyetujui dimulainya penyelidikan dugaan pembunuhan atas  meninggalnya Arafat namun mereka belum menunjuk siapa jaksa yang akan menangani kasus ini. Wartawan BBC di Paris, Hugh Schofield mengatakan sistem hukum Perancis berkewajiban menangani persoalan ini dengan serius karena adanya aspek diplomatik dalam kasus Arafat.

Namun menurutnya secara umum kalangan medis sangat skeptis tentang klaim adanya zat radio aktif yang digunakan untuk meracuni Arafat.

Langkah yang diambil oleh Perancis sendiri mendapat sambutan dari sejumlah pejabat Palestina. Pejabat Senior Palestina, Saeb Harekat kepada AFP mengatakan Presiden Mahmoud Abbas secara resmi telah meminta dilakukannya penyelidikan atas kasus ini kepada Presiden Perancis Francois Hollande.

"Kami berharap akan ada investigasi yang serius untuk mengungkap kebenaran seutuhnya, selain itu penyeledikan internasional perlu dilakukan guna mencari tahu siapa pihak yang terlibat dalam kasus meninggalnya Arafat," katanya.

Laporan soal misteri penyebab meninggalnya Arafat yang dikeluarkan Al Jazeera pada Juli lalu bukanlah yang pertama, sebelumnya pada tahun 2005 harian New York Times juga menuliskan laporan soal itu.

Harian itu dalam laporannya menyebutkan mereka mendapat salinan catatan medis Arafat yang mengatakan bahwa ia meninggal karena stroke parah akibat pendarahan yang disebabkan oleh infeksi yang tidak diketahui asalnya.

Sejumlah ahli yang mengkaji laporan rekam medis itu mengatakan kepada New York Times bahwa Arafat mungkin meninggal karena AIDS atau telah diracun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com