Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Hutan Meluas

Kompas.com - 27/08/2012, 05:01 WIB

PURBALINGGA, KOMPAS - Kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet, Jawa Tengah, yang terjadi sejak Sabtu (25/8) dini hari terus meluas. Upaya pemadaman terkendala kondisi lingkungan yang kering dan embusan angin kencang. Namun, semua pendaki yang sempat terjebak dapat dievakuasi.

Pantauan Kompas hingga Minggu sore, kepulan asap putih terlihat di bagian timur gunung setinggi 3.428 meter dari permukaan laut (mdpl). Hal itu tampak dari pos pendakian Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Karangreja, Purbalingga. Titik api terlihat di jalur pendakian antara pos lima dan pos enam pada 2.500-2.600 mdpl di perbatasan Purbalingga-Pemalang.

Komandan tim Search and Rescue (SAR) Desa Kutabawa, Sugeng Riyadi, mengatakan, luas area hutan di lereng Gunung Slamet yang terbakar diperkirakan mencapai 40 hektar (ha). ”Titik api di wilayah Pemalang sulit dipadamkan dan meluas menuju wilayah Purbalingga. Fokus kami mengevakuasi pendaki. Setelah dipastikan area gunung kosong, lebih mudah melokalisasi kobaran api,” katanya.

Menurut Sugeng, saat kebakaran, tercatat sekitar 250 pendaki berada di area gunung. Evakuasi dilakukan dengan menerjunkan tim SAR. Bahkan, 40 pendaki terjebak di puncak karena jalan terhalang api. Mereka dievakuasi memutar melalui jalur pendakian Guci, Tegal.

Petugas SAR Koordinator Wilayah III Jawa Tengah, Rudi Setiawan, menyatakan, saat ini terpantau delapan titik api yang merambat ke bawah. Vegetasi yang terbakar berupa damar, pinus, serta pohon hutan lain.

Asisten Perhutani Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan Banyumas Gunung Slamet Timur Ahmad Efendi memaparkan, sekitar 300 personel Perhutani, SAR, dan warga dikerahkan untuk memadamkan api. Mereka membuat parit agar api tak meluas.

Penuturan Angga (23), pendaki asal Yogyakarta yang dievakuasi tim SAR, kebakaran diduga berasal dari sisa api unggun pendaki. ”Mungkin api unggun yang ditinggalkan belum benar-benar mati,” katanya.

Beberapa pendaki lain sempat berusaha mematikan api, tetapi angin kencang menyulitkan pemadaman.

Dari catatan Kompas, kebakaran hutan di Gunung Slamet dalam lima tahun terakhir terjadi pada musim kemarau. Kebakaran pada Agustus 2011 merusak 5 ha hutan, pada September 2009 menghanguskan 52 ha hutan, sedangkan pada Agustus 2007 membakar 4 ha hutan.

Kebakaran di Kalimantan

Sementara itu, kabut asap mulai terasa di sekitar Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, terutama pada pagi hari. Kabut baru berkurang setelah matahari naik cukup tinggi dan angin berembus kencang.

Haruman, Manajer Operasional Bandara Syamsudin Noor, Minggu, mengaku kondisi udara di sekitar bandara dalam beberapa hari terakhir tidak secerah hari-hari sebelumnya. Namun, sejauh ini, hal itu belum berpengaruh terhadap aktivitas penerbangan. Jarak pandang masih di atas 5 kilometer.

Data titik api di Kalsel sejak Januari sampai Agustus 2012 pada Dinas Kehutanan Kalsel mencapai 253 titik. Adapun titik api di Kalimantan Tengah, menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalteng Mugeni, sampai Agustus 2012 mencapai lebih dari 500 titik. Daerah yang dianggap rawan antara lain Kapuas, Pulang Pisau, Barito Selatan, Katingan, Kotawaringin Timur, dan Palangkaraya.

Administrator Pelabuhan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalteng, Agus Subagio, mengatakan, kabut asap sejauh ini belum menimbulkan gangguan terhadap pelayaran. (GRE/WER/BAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com