Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Etnis di Kenya Tewaskan 48 Orang

Kompas.com - 23/08/2012, 08:04 WIB

Polisi di Kenya mengatakan setidaknya 48 orang tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dalam kekerasan etnis di kawasan tenggara negara tersebut.

Wartawan BBC untuk kawasan Afrika Timur, Gabriel Gatehouse di Nairobi, mengatakan serangan berlangsung pada malam hari.

Para korban tewas akibat sabetan parang, sementara korban lain tewas dibakar. Tak kurang dari 60 sapi juga dibunuh, yang sedikit banyak mengungkap motivasi di balik serangan.

Pertikaian antaretnik di kawasan Sungai Tana pecah dipicu oleh sengketa lahan dan hak untuk menggembalakan hewan ternak. Masalah ini membuat hubungan antaretnis di daerah tersebut memanas dalam beberapa pekan terakhir.

Sengketa lahan

Bentrokan sporadis terjadi akibat sengketa mengenai akses tanah dan air. Polisi mengatakan insiden terbaru ini dilakukan oleh warga Pokomo, namun belum jelas apakah sejauh ini sudah ada penangkapan.

Kekerasan juga pecah di Kenya timur laut, di daerah Mandera, di dekat perbatasan dengan Ethiopia, yang lagi-lagi disebabkan oleh sengketa lahan.

Aksi-aksi kekerasan ini berlangsung ketika Kenya akan menggelar pemilihan umum pada awal tahun depan. Pada pemilu 2007 lebih dari 1.000 orang tewas.

Meski kekerasan ketika itu lebih banyak disebabkan oleh faktor politik, pada hakekatnya kekerasan di Kenya selalu terkait dengan perebutan mendapatkan sumber daya di antara kelompok-kelompok etnis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com