Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Suriah ala Informan

Kompas.com - 21/08/2012, 09:05 WIB

Tak lama mobil yang kami tumpangi masuk ke kota Atma yang terletak di atas perbukitan. Kota ini berjarak hanya sekitar 7 kilometer dari perbatasan dengan Turki. Di Indonesia, Atma tak lebih seperti kota kecamatan. Jumlah penduduk kota ini semula hanya sekitar 5.000 jiwa. Namun, seiring dengan banyaknya pengungsi dari kota-kota lain di Suriah yang transit di kota itu, kini penduduknya mencapai lebih dari 15.000 jiwa.

Kami kemudian menuju bekas kantor polisi yang sekarang dijadikan kantor dewan revolusi kota Atma.

Kepala kantor dewan revolusi yang bernama Abu Mustafa (45) menyambut kami dengan sapaan Ahlan wasahlan fi Suriah (Selamat datang di Suriah).

Di tengah perbincangan, tak terasa matahari mulai terbenam dan tiba saat berbuka puasa. Kami berbuka puasa seadanya dengan air, kurma, dan roti gandum.

Listrik mati

Penerangan listrik di kota Atma sering mati. Malam itu keadaan gelap gulita. Gemerlap lampu kota Reyhanli yang terlihat dari Atma menjadi satu-satunya hiburan hati. Karena tak ada fasilitas penginapan dan sulitnya bahan pangan di Atma, malam itu juga kami memutuskan kembali ke Turki.

Sekitar pukul 21.00, ada sembilan orang yang bersama Kompas menaiki pikap ke perbatasan, termasuk seorang ibu dan dua anaknya, Nour (9) dan Ahmed (11).

Di tengah kegelapan malam, mobil itu menyelusuri kebun zaitun dan akhirnya sampai ke dekat pagar kawat berduri. Kami kembali berjalan kaki dan menerobos celah pagar yang dilewati pada siang harinya.

Sesekali kami tiarap di bawah pohon jika ada sorotan lampu, khawatir ada polisi. Yusuf lalu menelepon temannya agar menjemput kami. Tak berapa lama, pikap lain tiba di tempat yang dijanjikan dan kami semua melompat ke mobil itu untuk segera kembali ke Reyhanli.

Itulah perjalanan selama 6 jam di Atma, Suriah. Maraknya jalur ilegal dari Turki ke Suriah saat ini melahirkan peluang bisnis yang menggiurkan, baik bagi warga Suriah maupun Turki. Kini di hotel-hotel kota Antakya sering berkeliaran pemuda Suriah atau Turki yang menawarkan jasa pengawalan menyeberang ke Suriah lewat jalur ilegal. Imbalan yang diminta bervariasi, mulai dari 400 dollar AS hingga 1.500 dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com