Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Tolak Protes China Soal Bendera

Kompas.com - 21/08/2012, 02:34 WIB

Tokyo, Senin - Pemerintah Jepang, Senin (20/8), menolak protes China mengenai tindakan para aktivis menaikkan bendera Jepang di kepulauan yang diperebutkan kedua negara. Namun, Jepang mengisyaratkan nada berdamai dengan menyebutkan pentingnya hubungan mereka dengan Beijing.

Sepuluh aktivis Jepang sehari sebelumnya mendarat di sebuah pulau kecil, bagian dari rangkaian pulau yang disengketakan kedua negara. Jepang menyebut kepulauan itu Senkaku, sedangkan China Diaoyu.

Pendaratan tanpa izin itu menimbulkan kemarahan dan protes anti-Jepang di seluruh China. Berkobarlah imbauan untuk aksi pemerintah yang agresif, yang dikhawatirkan bisa meningkatkan ketegangan.

Tokyo bersikukuh pulau tempat aktivis Jepang mendarat hari Minggu adalah bagian dari wilayah mereka. Namun, mereka mengatakan ingin memperbaiki hubungan dengan tetangga raksasanya itu.

Menteri Sekretaris Kabinet Jepang Osamu Fujimura mengatakan, Beijing dan Taipei, yang sama-sama mengklaim kepulauan itu, telah mengajukan keberatan setelah 10 nasionalis Jepang mendarat di sana.

Pengibaran bendera di pulau itu terjadi hanya beberapa hari setelah Tokyo mendeportasi para demonstran pro-Beijing yang telah mendarat di pulau yang sama.

”Kami telah menjelaskan posisi dasar negara kami dan mengatakan kepada mereka bahwa kami tak bisa menerima klaim mereka,” kata Fujimura dalam konferensi pers di Tokyo.

”Tidak ada keraguan bahwa kepulauan itu adalah wilayah berdaulat kami secara historis dan berdasarkan hukum internasional, dan negara kami menguasai kepulauan itu,” katanya.

Walau nilai perdagangan kedua negara besar, dan sama-sama penting, hubungan antara Tokyo dan Beijing kerap diganggu oleh permusuhan historis, terutama kekejaman masa perang yang dilakukan oleh tentara Jepang.

Namun, Fujimura mengatakan bahwa baik Tokyo maupun Beijing tidak ingin membuat hubungan keseluruhan dipengaruhi oleh sengketa mengenai kepulauan itu, yang dasar lautnya diyakini kaya sumber daya mineral.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com