Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Dianggap "Bebal"

Kompas.com - 20/08/2012, 13:16 WIB
Simon Saragih

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com — Hiruk pikuk perseteruan wilayah antara Jepang dengan negara-negara tetangganya dianggap merupakan akibat dari kebebalan Jepang sendiri. Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak menilai, Jepang tetap tidak mau mengakui kesalahan soal perbudakan seks di zaman penjajahan.

Di sisi lain, Jepang membiarkan aktivis nasionalis merajalela bertindak apa pun yang bertujuan menyakiti perasaan negara tetangga. "Atasi perilaku masa lalumu dan itu merupakan tanggung jawabmu," demikian pernyataan Presiden Korsel pekan lalu, sebagaimana dituliskan di harian The Korea Times seperti dikutip AFP.

Dua minggu lalu, Jepang juga membiarkan tindakan dua menteri mengunjungi kuil Yasuki, tempat di mana para penjahat perang Jepang dimakamkan.

Pekan lalu, Jepang juga tidak menghalangi walau tidak menyetujui aktivitas nasionalis Jepang mendatangi Kepulauan Senkaku, yang oleh Chian disebut Kepulauan Diaoyu.

Berbagai pengamat juga mengatakan bahwa prahara politik internasional Jepang dengan negara-negara tetangga merupakan warisan Perang Dunia II, di mana Jepang tidak menuntaskan segala kekurangan yang terjadi semasa penjajahannya di Asia.

Jepang tidak pernah mau meminta maaf secara resmi terhadap para korban penjajahan di masa lalu. Korea Times menuliskan, Jepang sesungguhnya tidak pernah bisa mengatasi masa lalunya, kecuali hanya memikirkan sisi ekonomi dalam hubungannya dengan Asia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com