Ramadhan Tempa Muslim Jaga Hati

GORONTALO, KOMPAS.com - Ibadah puasa di Bulan suci Ramadan merupakan momentum untuk menempa setiap Muslim agar menjaga hati dalam memerangi hawa nafsu. Ramadhan sebaiknya tak dimaknai sebagai ritual belaka.

Hal itu dikemukakan Syafruddin Katili, dosen Fakultas Syariah IAIN Sultan Amai Gorontalo, dalam khutbah Idul Fitri 1433 H di Lapangan Likada, Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Minggu (19/8/2012).

"Idul Fitri merupakan puncak kemenangan dari perjuangan menjaga hati selama Ramadan," kata dia. Karena itu, menurutnya, upaya menjaga hati di bulan suci Ramadan tidak akan terwujud jika setiap muslim hanya memaknai puasa sebatas ritual belaka.

Dia mengatakan upaya menjaga hati di bulan Ramadhan berkah yang baru saja dilewati itu juga harus dimaknai dengan mensyukuri segala nikmat yang diberikan kepada Allah SWT.

"Islam adalah agama yang nikmat, siapa yang tidak bisa merasakan kenikmatan itu, maka hatinya mengidap berbagai penyakit seperti iri dan dengki," kata dia.

Selanjutnya pada momentum Idul Fitri kali ini, lanjutnya, dia berharap kualitas ibadah setiap muslim dapat lebih meningkat keimanannya.