Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilot Minta Uang Penumpang untuk Bayar Bahan Bakar

Kompas.com - 18/08/2012, 10:10 WIB

DAMASKUS, KOMPAS.com — Para penumpang sebuah penerbangan Air France diminta untuk mengumpulkan uang tunai guna membeli bahan bakar. Permintaan itu terjadi setelah pesawat mereka terpaksa mendarat di ibu kota Suriah yang tengah dilanda konflik, Damaskus.

Pesawat jet itu tengah terbang dari Paris menuju Beirut, Lebanon, ketika pertempuran pecah di jalan utama menuju bandara Beirut, Rabu (15/8/2012) malam lalu. Kapten pesawat itu pertama kali memutuskan untuk mengalihkan penerbangan ke Amman di Jordania sebelum menyadari bahwa ia tidak punya cukup bahan bakar untuk sampai ke Amman.

Maka, ia minta izin darurat untuk mendarat di Suriah, di mana para pemberontak tengah bertarung untuk menggulingkan rezim tirani Presiden Bashar Al Assad. Setelah berada di lapangan bandara di Damaskus, para kru mengatakan kepada 174 penumpang bahwa mereka tidak bisa menggunakan kartu kredit perusahaan Air France untuk membeli bahan bakar pesawat karena ada sanksi keuangan yang diberlakukan terhadap Suriah oleh negara-negara Barat, termasuk Perancis.

Para kru itu lalu bertanya kepada para penumpang, terutama yang asal Perancis dan Lebanon, berapa banyak uang tunai yang ada pada mereka guna membayar ribuan liter kerosin yang diperlukan agar pesawat dapat terbang mencapai Larnaca di Siprus, sebuah bandara aman terdekat.

Seorang penumpang berusia 42 tahun bernama Najib mengatakan, "Kami turun di Suriah di mana ada banyak tentara yang terlihat sangat membahayakan. Kami kemudian diberi tahu ada masalah dan bahwa tidak ada uang untuk membayar bahan bakar. Mereka bertanya apakah para penumpang dapat berkontribusi untuk bisa mengisi kembali bahan bakar yang hanya bisa dibayar secara tunai."

Namun, pengusaha Lebanon menambahkan itu, "Saat orang-orang mengaduk-aduk isi tas dan dompet mereka, kami lalu diberitahu bahwa solusi telah ditemukan untuk mengatasi masalah itu."

Seorang insinyur berumur 23 tahun bernama Roland mengatakan kepada kantor berita Perancis, AFP, "Kami bisa lihat melalui jendela, tawar-menawar terjadi karena rekening bahan bakar Air France dengan Damaskus sudah dibatalkan setelah mereka berhenti terbang pada bulan Maret. Karena hubungan buruk antara Perancis dan Suriah, banyak penumpang sangat khawatir ketika mendarat di sana."

Seorang juru bicara Air France kemudian mengonfirmasikan kepada AFP bahwa para penumpang telah dimintai uang setelah mendarat di Damaskus, Rabu lalu. Dia menambahkan, "Para awak pada awalnya menawarkan untuk membayar bahan bakar di Damaskus dengan kartu kredit, tetapi transaksi itu tidak mungkin karena ada sanksi keuangan. Sebagai tindakan pencegahan dan antisipasi, para kru bertanya berapa banyak uang tunai yang dimiliki penumpang untuk membayar bahan bakar. Namun, sebuah solusi akhirnya ditemukan untuk mengisi bahan bakar pesawat itu tanpa harus meminjam uang dari para penumpang dan pesawat lepas landas ke Larnaca dua jam kemudian."

Pesawat itu terbang ke Beirut pada hari berikutnya, kata juru bicara itu.

Desember tahun lalu, para penumpang sebuah penerbangan Austria, Comtel Air, diminta untuk membayar bahan bakar selama berhenti di Wina setelah maskapai itu kehabisan uang tunai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com