Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Dikecam Terkait Julian Assange

Kompas.com - 18/08/2012, 08:00 WIB
Simon Saragih

Penulis

LONDON, KOMPAS.com — Inggris mengancam Kedutaan Besar Ekuador di London bahwa aparat Inggris bisa memasuki Kedubes untuk menciduk Julian Assange. Ancaman Inggris ini memicu kritikan dan kecaman kepada Inggris karena dianggap tidak menghargai hukum internasional soal kekebalan diplomatik.

"Ini sebuah kesalahan besar. Ancaman itu menempatkan Inggris dalam posisi menuntut sesuatu yang tidak punya legitimasi," kata seorang mantan Dubes Inggris, Oliver Miles, sebagaimana diberitakan kantor berita Associated Press, Sabtu (18/8/2012).

Julian Assange, warga Australia, adalah salah satu pendiri WikiLeaks. Situs itu membongkar perilaku buruk para diplomat AS dan perilaku berbagai pemimpin dunia. Hal paling mencolok dari isi WikiLeaks adalah perilaku para diplomat AS yang terkesan memperlakukan banyak negara di dunia sebagai mudah diatur, sebagaimana terbaca dari berbagai isi kawat diplomatik AS.

Sebagian dari isi WikiLeaks juga menunjukkan bagaimana kerakusan Barat berperan dalam perebutan kekayaan alam di negara ketiga lewat permainan diplomat yang tidak terpuji.

Ekuador sengaja memberikan perlindungan pada Assange dengan alasan proses pengadilan terhadap Assange tidak dijamin obyektif. Assange diminta diekstradisi ke Swedia atas tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan Swedia. Ekuador curiga bahwa ini hanya tindakan di permukaan karena diduga tujuan akhir ekstradisi Assange adalah ke Amerika Serikat.

Atas tindakan Ekuador, Inggris mengirimkan catatan ke para diplomat Ekuador di London. Dikatakan bahwa tindakan Ekuador dengan memberikan suaka pada Assange tidak sesuai hukum internasional. "Anda harus paham bahwa ada dasar hukum di Inggris berdasarkan Undang-Undang Premis Konsuler dan Diplomatik, yang memungkinkan Inggris melakukan aksi penangkapan Assange," demikian antara lain isi surat itu.

Ekuador berang dengan catatan-catatan itu. Ekuador langsung menyerukan pertemuan Persatuan Negara-negara Amerika Selatan untuk membahas hal itu. Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan pertanyaan lewat Twitter bahwa masalah ini memunculkan pertanyaan soal perlindungan diplomatik.

Kantor Kementerian Luar Negeri mendadak melembek dengan mengatakan bahwa catatan-catatan itu bukan merupakan ancaman.

Presiden Ekuador Rafael Correa mengatakan kekhawatiran bahwa Assange kemungkinan akan menghadapi hukuman mati jika diadili di AS. "Saya tidak setuju atas semua tindakan Assange, tetapi juga tidak tepat jika Assange harus dihukum mati, tidak pas jika dia dipenjarakan, atau diekstradisi ke negara ketiga. Harap dimengerti, di mana proporsi antara perbuatan dan potensi hukuman?" kata Correa, yang curiga bahwa tujuan akhir ekstradisi Assange adalah Amerika Serikat, negara yang paling banyak dibongkar dalam situs WikiLeaks.

Para diplomat dan pakar hukum juga menegaskan, tidak layak bagi Inggris mengancam Ekuador. Kedutaan dan para diplomat mendapatkan perlindungan hukum internasional.

Rebecca Niblock, seorang pengacara soal ekstradisi, mengatakan, sangat sulit bagi Inggris melanjutkan ancamannya berdasarkan hukum internasional yang fundamental.

Namun, pakar lain soal ekstradisi, Julian Knowles, sebaliknya mengatakan, Inggris bisa bertindak jika status kekebalan diplomatik Ekuador dibatalkan.

Namun, Tony Brenton, mantan Dubes Inggris untuk Rusia, mengatakan kepada Radio BBC bahwa Kementerian Luar Negeri Inggris bertindak berlebihan dengan mengeluarkan ancaman itu.

Seorang pengacara Alex Carile kepada televisi Inggris Sky News mengatakan, "Saya khawatir Inggris berperangai seperti tikus dalam kasus ini, dan sebaiknya tidak melakukan ancaman."

Menteri Luar Negeri Inggris William Hague melembek. "Kami punya komitmen melakukan sesuatu berdasarkan hukum. Tidak ada ancaman untuk menyerbu kedutaan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com