Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Akhiri Misi Pemantaunya di Suriah

Kompas.com - 17/08/2012, 06:12 WIB

AAZAZ, KOMPAS.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kamis (16/8/2012), mengumumkan berakhirinya misi pemantaunya di Suriah  sementara para aktivis Hak Asasi Manusia melaporkan berlanjutnya banjir darah dalam serangan terhadap warga sipil di Aleppo, medan pertempuran utama.

Keputusan PBB itu diumumkan saat masyarakat internasional terus menekan rezim Presiden Bashar Al Assad untuk mengakhiri 17 bulan perang saudara yang sekarang mengancam akan melebar ke Lebanon. "Kondisi untuk meneruskan misi UNSMIS tak terpenuhi," kata Duta Besar Perancis untuk PBB, Gerard Araud, setelah sidang mengenai konflik itu, merujuk kepada misi tersebut yang mandatnya akan berakhir pada Minggu tengah malam.

Negara-negara besar masih berbeda pendapat mengenai bagaimana mengakhiri pertempuran brutal di Suriah dan penarikan para pemantau menyusul gagalnya rencana perdamaian yang dibuat mantan utusan perdamaian Kofi Annan.

Di medan pertempuran, para aktivis melaporkan, pasukan Suriah menggempur sekelompok orang yang mengantre di toko roti di distrik Qadi Askar, Aleppo, medan tempur utama antara pasukan pemerintah dan pemberontak. Satu kelompok Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan, 10 orang meninggal di distrik itu dan 84 orang tewas dalam kekerasan di seantero negeri itu, Kamis.

Rabu, sekitar 40 orang termasuk wanita dan anak-anak tewas dalam serangan udara masif atas warga sipil di Aazaz, benteng pemberontak, sebelah utara Aleppo, kata kelompok-kelompok HAM dan  penduduk.

Human Rights Watch mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memberlakukan embargo senjata atas Suriah setelah serangan di Aazaz itu.

Menyaksikan tanda-tanda kekerasan belum berhenti, Rusia yang bersama China telah memblok tiga resolusi PBB mengenai krisis itu, menyerukan negara-negara besar dunia untuk membuat seruan bersama kepada rezim dan pemberontak guna mengakhiri pertempuran. Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi juga mendesak utusan Suriah yang mengunjungi Beijing untuk melaksanakan gencatan senjata dan menerima mediasi internasional.

Hari Kamis, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menangguhkan keanggotaan Suriah. Sekjen OKI Ekmeleddin Ihsanoglu mengatakan, "Dunia (muslim) tak lagi menerima satu rezim yang membunuhi rakyatnya dengan pesawat, tank dan artileri berat."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com