Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama dan Romney Saling Lempar Tuduhan dan Serangan Pribadi

Kompas.com - 16/08/2012, 06:50 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com Serangan pribadi dan iklan yang semakin negatif sangat mewarnai kampanye pemilihan presiden Amerika, yang menurut para pengamat menutupi isu nomor satu bagi para pemilih, yakni tersedianya lapangan kerja dan kondisi ekonomi yang lesu. Memang, kondisi ekonomi tetap menjadi titik lemah Presiden Barack Obama sehingga kubu Partai Demokrat berusaha mengalihkan perhatian massa ke isu-isu lain. Di pihak lain, kubu Mitt Romney dari Partai Republik terus-menerus mengkritik kepemimpinan Obama dalam mengurus ekonomi.

Retorika terakhir yang menggemparkan muncul pada hari Selasa dalam kampanye Wakil Presiden Joe Biden di Virginia, yang dihadiri ratusan warga kulit hitam atau keturunan Afrika. Dalam pidatonya, Biden mengatakan bahwa Mitt Romney akan membebaskan bank-bank besar membuat peraturan-peraturan sendiri dan membuat masyarakat umum terbelenggu. Oleh sebagian pengamat, ucapan itu juga bisa dianggap merujuk pada masa lalu ketika para budak hidup dalam belenggu tuan mereka.

"Romney menginginkan bank-bank besar sekali lagi membuat aturan mereka sendiri, membebaskan Wall Street. Mereka akan membuat Anda semua kembali terbelenggu," ujar Biden.

Menanggapi pernyataan Wakil Presiden Joe Biden itu, bakal calon presiden dari Partai Republik, Mitt Romney, mengatakan tuduhan itu "tidak akurat secara faktual" sebab katanya "tidak ada orang yang berbicara tentang deregulasi Wall Street". Menurutnya, pernyataan wakil presiden itu merupakan upaya mengalihkan perhatian dari isu-isu riil.

Dalam wawancara dengan jaringan televisi CBS hari Rabu, Mitt Romney kembali menuduh kubu Presiden Barack Obama melancarkan kampanye "yang memecah belah, melancarkan serangan-serangan pribadi, dan menebar kebencian" demi mempertahankan kedudukannya di Gedung Putih. Romney menambahkan Obama akan melakukan apa saja untuk tetap menjabat.

"Ini adalah pemilihan yang kita seharusnya berbicara tentang jalan di depan kita, tetapi kita sama sekali tidak mendengar jawaban dari kampanye pemilihan kembali Presiden Obama. Itu karena dia kepayahan secara intelektual, kehabisan gagasan, kehabisan tenaga. Oleh karena itu, kampanyenya berusaha mengalihkan isu, menghasut, dan memfitnah orang lain. Presiden Obama merendahkan martabat. Kampanyenya telah membuat tuduhan-tuduhan sembrono dan gegabah yang merendahkan martabat kepresidenan," tuduh Romney.

Di samping isu-isu nasional, isu-isu lokal juga menjadi bahan kampanye kedua kubu di negara-negara bagian dengan kondisi sikap pilihan warga cenderung berubah-ubah. Dalam kampanye di negara bagian Iowa, misalnya, Presiden Obama mengungkapkan sikap Romney yang menentang perpanjangan undang-undang pemotongan pajak bagi produksi listrik tenaga angin, yang telah berlaku selama 20 tahun dan mendapat dukungan kuat dari Gubernur Partai Republik di negara bagian itu.

Obama juga mengatakan Paul Ryan, anggota DPR dari Wisconsin yang baru dipilih menjadi bakal calon pendamping Mitt Romney, menghalangi RUU Pertanian tahun ini, yang mencakup program bantuan akibat bencana. Padahal, ujar Obama, dengan undang-undang itu para petani yang lahan pertaniannya dilanda kekeringan seperti yang terjadi di Iowa seharusnya bisa menerima bantuan dari pemerintah federal.

"Pendamping Gubernur Romney yang baru dipilih, Paul Ryan, adalah salah seorang pemimpin Kongres yang menghalangi RUU Pertanian ini, yang penting bagi Iowa dan bagi komunitas-komunitas perdesaan,” kata Obama.

Sebaliknya, ketika berkampanye di negara bagian Ohio hari Selasa, Mitt Romney menggambarkan Presiden Obama sebagai orang yang memusuhi produsen batu bara, yang katanya menyediakan banyak lapangan kerja bagi warga di Virginia, Pennsylvania, dan Ohio.

Memang, dalam berbagai jajak pendapat, ekonomi nasional menjadi isu paling penting dalam pemilihan presiden 2012 ini, dan baik Obama maupun Romney juga menyadari pentingnya isu-isu lokal dalam politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com