Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bingkai dalam Keindonesiaan

Kompas.com - 10/08/2012, 14:22 WIB

DEPOK, KOMPAS.com--Praktik kehidupan keagamaan di negeri ini perlu dibingkai dalam konteks kebangsaan dan keindonesiaan. Dengan begitu pelaksanaan ajaran agama lebih membumi, menghargai kemajemukan, dan sejalan dengan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal itu mengemuka dalam diskusi ”Dialog Muda Membangun Karakter Bangsa: Refleksi Pemikiran dan Aksi Gus Dur, Cak Nur, Kang Moeslim”, di Perpustakaan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (9/8).

Pembicaranya adalah Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia Benny Susetyo; peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ahmad Najib Burhani; pengurus Yayasan Paramadina, M Wahyuni Nafis; dan peneliti The Wahid Institute, Achmad Suaedy.

Benny mengingat salah satu gagasan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Untuk pemahaman agama secara utuh diperlukan penghayatan atas konteks di mana ajarannya itu diamalkan. Karena pemahaman agama tanpa konteks, muncul kecenderungan berpikir picik, sempit, dan mementingkan simbol atau identitas. Pandangan pemeluk agama menjadi hitam-putih dan penuh klaim kebenaran diri sendiri.

Wahyuni Nafis menilai salah satu gagasan yang ditekankan Nurcholis Madjid (Cak Nur) adalah memadukan Islam dan keindonesiaan. Islam punya nilai-nilai universal sekaligus fleksibel dimasukkan dalam konteks keindonesiaan. Islam di Indonesia memproduksi budaya.

Ahmad Najib menyoroti pemikiran Islam transformatif Moeslim Abdurrahman (Kang Moeslim), yaitu keyakinan keagamaan dan gerakan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat kecil. ”Agama harus mewujud dalam gerakan nyata memberdayakan rakyat kecil,” katanya. (IAM)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com