Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Belum Sepakat Hentikan Nuklir

Kompas.com - 08/08/2012, 16:11 WIB
Irma Tambunan

Penulis

BERLIN, KOMPAS.com -- Uni Eropa masih tarik-menarik dalam mengambil kebijakan pemanfaatan energi nuklir pascaledakan reaktor Fukushima di Jepang. Sebagian besar negara belum sepakat untuk mulai berhenti, malah cenderung agresif membangun sejumlah reaktor baru nuklir.

Juru Bicara Bidang Politik Forum Atom Jerman (DatF) Nicolas Wendler menyebutkan, tiga negara yang mulai menghentikan pemanfaatan energi nuklir, yaitu Jerman, Belgia, dan Swiss.

Pemerintah Jerman menghentikan aktivitas delapan pembangkit listrik bertenaga nuklir sejak setahun terakhir. Penggunaan energi nuklir untuk kebutuhan listrik secara bertahap dikurangi, hingga sepenuhnya berakhir pada 2022.

"Bencana nuklir di kawasan Fukushima signifikan memengaruhi keputusan Jerman untuk meninggalkan energi nuklir," ujar Wendler, Rabu (8/8/2012) di Berlin, Jerman.

Jerman masih memanfaatkan energi nuklir sekitar 18 persen dari total suplai listrik pada tahun lalu, kemudian menyetop delapan pembangkit nuklir. Hal itu berdampak menurunkan pasokan listrik dari energi nuklir menjadi 9,5 persen. Saat ini hanya sembilan pembangkit yang masih beroperasi. Penutupan pembangkit listrik nuklir akan berlanjut pada 2015, 2017, 2019, 2021, dan 2022. Begitu pula Swiss, berencana keluar sepenuhnya dari energi nuklir pada 2034.

Tiga negara lainnya, Italia, Polandia, dan Lithuania belum dan tidak berencana untuk memanfaatkan energi nuklir.

Namun demikian, setidaknya 12 negara masih bakal melanjutkan pemanfaatan energi nuklir, yaitu Inggris, Perancis, Finlandia, Bulgaria, Chechnya, Slowakia, Belanda, Rumania, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Hungaria.

Inggris misalnya, merencanakan pembangunan baru pembangkit nuklir hingga 19.000 MWc hingga tahun 2035. Bulgaria bahkan tengah memproses rencana pembangunan dua pembangkit baru di kawasan reaktor Kozloduy.

Perancis paling agresif dalam pengembangan tenaga nuklir, dan telah membangun puluhan reaktor sejak 1970-an . Mereka menjadi eksportir nuklir terbesar untuk pemenuhan kebutuhan listrik di Eropa.

Inggris adalah negara pertama yang menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik untuk kebutuhan skala besar sipil, membuka pabrik pertama pada tahun 1956. Hasil audit setempat bahkan menunjukkan bahwa Perancis dapat memprioritaskan peningkatan kapasitas energi ini pada pembangkit yang telah ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com