Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudan Selesaikan Kisruh Minyak

Kompas.com - 04/08/2012, 15:20 WIB

Sudan dan Sudan Selatan mencapai kesepakatan terkait perselisihan minyak yang sempat membawa kedua negara dalam jurang peperangan awal tahun ini.

Mereka juga akan membahas jadwal untuk mengembalikan ekspor minyak melalui utara, demikian kata mediator Thabo Mbeki.

Sebelumnya Sudan Selatan menghentikan produksi minyak di bulan Januari setelah gagal mencapai kesepakatan terkait biaya transit dengan tetangganya Sudan di utara.

Perselisihan ini memberi dampak buruk bagi ekonomi kedua negara.

Sebuah tenggat waktu untuk dua negara bertetangga tersebut untuk menyelesaikan perbedaan - termasuk pembayaran perselisihan minyak dan ketidaksepakatan garis perbatasan - berakhir Jumat (3/8/2012) kemarin.

Kesengsaraan ekonomi

Mantan Presiden Afrika Selatan dan mediator Uni Afrika Thabo Mbeki mengatakan semua masalah yang mengemuka telah berhasil diselesaikan, tetapi tidak memberikan penjelasan lanjutan terkait kesepakatan tersebut.

"Kedua belah pihak telah sepakat untuk semua pengaturan keuangan terkait minyak,'' kata wartawan di ibukota Etiopia, Addis Ababa, dimana Dewan Keamanan dan Perdamaian Uni Afrika bertemu.

"Apa yang ada adalah sebuah kesepakatan, yang kemudian akan dilanjutkan dengan pembahasan langkah berikutnya terkait kapan perusahaan minyak diminta untuk bersiap kembali berproduksi dan ekspor.''

Sejauh ini kedua negara belum memberikan komentar terkait kesepakatan.

Ketika Sudan Selatan memisahkan diri dari Sudan di tahun 2011, mereka menguasai tiga perempat minyak sementara Sudan di bagian utara menguasai jalur transportasi.

Perselisihan terkait seberapa banyak Sudan Selatan harus membayar Khartoum untuk membawa minyak melintas kawasan utara menyebabkan masalah kesengsaraan ekonomi diantara kedua negara.

Sudan Selatan menghentikan semua produksi minyak, menuduh negara tetangganya mencuri ekspor mereka, sementara kebijakan pengetatan anggaran menyebabkan aksi protes di Khartoum, Sudan.

Kedua negara nyaris terlibat perang bulan April, ketika memperebutkan kawasan kaya minyak yang diperebutkan di Heglig.

Pengumuman Mbeki terkait kesepakatan baru ini muncul hanya beberapa jam setelah Menlu AS Hillary Clinton mendesak kedua negara untuk mencapai kesepakatan saat dia berkujung ke Juba.

"Ini mendesak bagi kedua belah pihak, utara dan selatan, mengikuti dan mencapai kesepakatan atas semua isu termasuk pembagian keuntungan minyak, keamanan, warga negara dan garis batas perbatasan,'' katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com