Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecewa, Kofi Annan Menyatakan Mundur

Kompas.com - 04/08/2012, 02:07 WIB

NEW YORK, JUMAT - Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan menyatakan mundur dari posisinya sebagai utusan perdamaian internasional untuk Suriah.

Dia mengaku frustrasi dengan aksi ”saling tuding” dan perpecahan yang belakangan terjadi di tubuh Dewan Keamanan PBB saat kekerasan berdarah di Suriah terus meningkat.

Pernyataan pengunduran diri Annan disampaikan Kamis (2/8). Dia mengaku awalnya bersedia menerima tugas, yang oleh sebagian kalangan disebut sebagai ”misi mustahil”, itu karena ingin membantu masyarakat dunia mencari solusi damai atas krisis yang terjadi di negeri itu.

”Tujuan akhirnya untuk menghentikan pembunuhan warga sipil dan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk menempatkan Suriah menuju jalur transisi politik,” ujar Annan.

Namun, dia menegaskan tidak bisa lagi melanjutkan tugasnya setelah 15 negara anggota DK PBB tidak bisa sepenuhnya mendukung upayanya. Kondisi itu terutama terjadi lantaran kekisruhan di antara lima negara anggota tetap DK PBB pemilik hak veto, yang bertentangan.

Lima anggota tetap itu terpecah antara China dan Rusia di satu sisi serta Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis di sisi lain. China dan Rusia tiga kali memveto rancangan resolusi DK PBB yang berisi ancaman sanksi terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah. ”Semuanya berantakan di New York,” ujar Annan kecewa.

Dalam siaran persnya, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengakui bahwa DK PBB telah gagal mendukung upaya perdamaian Annan.

”Lima bulan lalu dia mengambil tugas berat itu. Dia bekerja sangat keras. Sayangnya, DK PBB mengalami kebuntuan dan gagal memberi dukungan yang dibutuhkan,” ujar Hillary.

Saling menyalahkan

Pihak Gedung Putih, melalui sekretaris persnya, Jay Carney, menyalahkan Rusia dan China atas pengunduran diri Annan. Pemerintah AS menilai kedua negara itu gagal mendukung resolusi yang akan menuntut Assad bertanggung jawab atas kegagalannya menjalankan rencana perdamaian Annan.

Senada dengan AS, Jerman juga mengatakan pengunduran diri Annan dipicu, antara lain, oleh sikap Rusia dan China yang menentang setiap ancaman sanksi terhadap Assad.

Sebaliknya, Rusia menuding AS dan sekutu-sekutunya sebagai penyebab pengunduran diri Annan. ”Sangat disesalkan, kelompok yang menamakan diri Sahabat Suriah yang dipimpin oleh AS telah mendukung pihak oposisi dan berusaha menekan satu pihak saja, yakni Pemerintah Suriah,” tutur ketua komisi hubungan luar negeri majelis rendah parlemen Rusia.

Rusia dan China menyesalkan pengunduran diri Annan.

Senjata berat

Dari Suriah dilaporkan, pertempuran masih terus terjadi di Aleppo dan Damaskus.

Pasukan Assad bergerak mendekati wilayah yang dikuasai pasukan pemberontak di Damaskus. Sehari sebelumnya, serangan mortir tentara pemerintah telah menewaskan sedikitnya 21 warga sipil di kamp pengungsian warga Palestina di Yarmuk.

Sementara itu, PBB menyebut, saat ini pasukan oposisi telah menguasai sejumlah persenjataan berat, seperti tank dan kendaraan lapis baja, yang mereka rebut dari pasukan pemerintah.

Akan tetapi, PBB mengaku belum bisa membuktikan apakah pasukan oposisi telah menggunakan persenjataan berat itu untuk melawan pasukan Assad. (AP/AFP/REUTERS/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com