Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Sesalkan Annan Mundur

Kompas.com - 03/08/2012, 14:35 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - China, Jumat (3/8), menyatakan menyesal atas pengunduran diri mantan Sekjen PBB Kofi Annan sebagai utusan internasional untuk Suriah dan mengatakan akan terus "bekerja untuk  resolusi politik" bagi konflik itu.

Beijing, yang bersama Moskwa telah memveto tiga resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Suriah, juga mengatakan ingin PBB memainkan peran penting dalam upaya menyelesaikan konflik 17 bulan yang mematikan itu. "China menyatakan penyesalan atas pengunduran Annan. Kami memahami kesulitan tugas mediasi Annan, dan menghormati keputusannya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, dalam satu pernyataan.

"China mendukung PBB memainkan peran penting dalam menghasilkan resolusi yang tepat atas masalah Suriah."

Annan, Kamis, mengumumkan bahwa ia berhenti dari perannya sebagai utusan PBB dan Liga Arab  untuk Suriah, dan mengeluh bahwa rencana perdamaiannya pada April belum mendapat dukungan yang layak dari negara-negara besar. Dia juga mengecam ada saling saling menyalahkan di Dewan Keamanan PBB, yang katanya telah mencegah tindakan terkoordinasi untuk mengakhiri pertumpahan darah.

Pengunduran dirinya memicu putaran baru saling tuding di antara lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, dengan Washington menyalahkan Beijing dan Moskwa yang memveto tiga resolusi terpisah mengenai konflik Suriah.

Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Annan menyerukan kepada Dewan Keamanan untuk menjatuhkan "konsekuensi" jika Presiden Suriah Bashar al-Assad dan oposisi Suriah gagal menjalankan rencana perdamaian Annan.

Dalam kunjungan ke Beijing bulan lalu, ketika bertemu Presiden China Hu Jintao dan Menteri Luar Negeri Yang Jiechi, Ban mengatakan bahwa Dewan Keamanan harus bersatu dan mengambil tindakan pada situasi "sangat serius" di Suriah.

Para pengamat mengatakan keengganan China untuk mendukung tindakan lebih lanjut di Suriah mungkin berasal dari ketidaknyamanan intervensi militer Barat setelah pemberontakan di Libya tahun lalu, yang akhirnya menyebabkan jatuhnya pemimpin Moamar Khadafy. China secara konsisten menentang aksi militer di Libya di dalam sidang-sidang Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara, tetapi tidak menggunakan hak vetonya untuk menghalangi resolusi yang memberi kewenangan operasi pada Maret 2011. Pihak Chian meyakini bahwa Barat menyalahartikan resolusi itu dan melakukan tindakan terlalu jauh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com