Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Arak Bali Sebabkan Kebutaan?

Kompas.com - 03/08/2012, 13:54 WIB

CHRISTCHURCH, KOMPAS.com - Dokter Selandia Baru memperingatkan bahaya dari meminum koktail yang telah tercemar di Bali. Peringatan itu muncul setelah seorang perempuan Amerika berusia 19 tahun mengalami gangguan penglihatan permanen seusai beberapa kali mengonsumsi minuman yang mengandung metanol di Bali.

Turis backpacker itu meminum delapan hingga 10 koktail di dua bar di Bali dan tiba di Selandia Baru 35 jam kemudian dengan keluhan sesak napas dan gangguan penglihatan. Di Bali perempuan itu mengonsumsi minuman lokal yang dikenal sebagai Arak, dicampur dengan jus buah.

Perempuan itu lalu dirawat di unit gawat darurat Rumah Sakit Christchurch karena keracunan metanol tapi penglihatannya terus memburuk selama empat minggu kemudian, lapor kantor berita Australia, AAP, seperti dikutip Sydney Morning Herald, Jumat (3/8).

Kasus tersebut menyusul kejadian serupa tahun lalu ketika seorang perawat Australia yang berusia 25 tahun mengalami kerusakan otak dan gagal ginjal setelah minum Arak yang dicampur metanol, zat beracun yang ditemukan dalam bahan bakar, bahan-bahan pelarut dan produk-produk anti-beku. Methanol, jika dikonsumsi dapat mengakibatkan kebutaan, koma dan kematian.

Tahun 2009, 25 orang, termasuk empat turis asing, tewas setelah meminum arak yang telah terkontaminasi methanol di Bali, kata laporan itu.

Para dokter di unit gawat darurat Rumah Sakit Christchurch, Paul Gee dan Elizabeth Martin, mengatakan perempuan Amerika itu kemungkinan meminum ramuan yang terkontaminasi metanol dari sebuah distilasi etanol ilegal.

Kedua dokter itu, yang menguraikan kasus itu dalam jurnal Emergency Medicine Australasia, mengatakan, tidak biasa gejala keracunan metanol tertunda hingga 50 jam setelah konsumsi, karena tubuh melakukan proses metabolisme terhadap hal itu.

"Kebanyakan pasien mengeluhkan kecemasan, sakit kepala, mual, muntah dan kelelahan," kata para dokter itu. "Gejala yang terkait dengan penglihatan mencakup penglihatan kabur, bintik-bintik di mata, fotofobia dan kehilangan sebagian hingga seluruh penglihatan."

Mereka menambahkan, "Kasus ini menyoroti resiko dari mengonsumsi alkohol yang belum diverifikasi di Asia Tenggara."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com