Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OKI Agendakan Bahas Isu Rohingya

Kompas.com - 03/08/2012, 08:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain membahas isu seputar Suriah, Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam juga mengagendakan membahas isu seputar warga Muslim Rohingya di Myanmar.

Kepastian tentang hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa kepada wartawan saat menggelar acara buka puasa bersama para duta besar negara sahabat di Pejambon, Jakarta, Rabu (1/8) malam.

Menurut kantor berita Antara, yang mengutip Kantor Berita Islam Internasional (IINA), penegasan sama juga disampaikan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Ekmeleddin Ihsanoglu pada hari yang sama di Jeddah, Arab Saudi.

Menurut Ihsanoglu, dirinya menyambut baik undangan Raja Abdullah dari Arab Saudi kepada pemimpin negara berpenduduk Muslim sedunia untuk menggelar KTT luar biasa itu.

”Situasi tragis di Suriah dan penderitaan warga Muslim Rohingya akan menjadi agenda puncak dari KTT luar biasa tersebut,” ujar dia dalam jumpa pers di kantor pusat OKI.

Rencananya, KTT Luar Biasa OKI itu akan digelar di Mekkah, Arab Saudi, 14-15 Agustus. Dia juga meminta negara anggota OKI yang memiliki hubungan diplomatik dengan Myanmar agar meminta pemerintah negeri itu memperbaiki perlakuan mereka terhadap warga Rohingya.

Hari Jumat (3/8) ini, OKI juga menggelar pertemuan konsultatif di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk membahas upaya penyaluran bantuan.

Sikap Banglades

Pemerintah Banglades memerintahkan sejumlah organisasi bantuan kemanusiaan menghentikan operasi mereka membantu para pengungsi Rohingya.

Organisasi kemanusiaan internasional Doctors Without Borders (MSF) dari Perancis, Action Against Hunger (ACF), dan Muslim Aid UK dari Inggris diminta menunda aktivitas mereka. Kepastian adanya perintah itu disampaikan pejabat lokal, Joynul Bari.

Padahal, tiga organisasi tersebut tengah membantu pengungsi Rohingya, yang banyak ditampung di sejumlah pengungsian di Distrik Cox’s Bazaar, yang berbatasan langsung dengan wilayah Rakhine, Myanmar.

Banglades menolak kedatangan gelombang pengungsi baru setelah kerusuhan di Rakhine, Juni lalu. Saat ini total pengungsi Rohingya di Banglades mencapai 300.000 orang.

Badan-badan bantuan dunia itu telah menyediakan berbagai bentuk bantuan kesehatan, pelatihan, serta pasokan makanan dan minuman kepada pengungsi Rohingya di Cox’s Bazaar sejak awal 1990-an. (AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com