Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Ebola Naik Jadi 16 Jiwa

Kompas.com - 03/08/2012, 02:16 WIB

Kampala, Kamis - Korban jiwa dari berjangkitnya ebola di Uganda barat bertambah menjadi 16 orang setelah dua orang lagi tewas karena penyakit itu, Rabu (1/8). Namun, para pejabat kesehatan berharap bahwa keadaan terburuk telah lewat.

Delapan belas orang berada dalam ruang isolasi di sebuah rumah sakit di Distrik Kibale, wilayah wabah itu berjangkit. Sejumlah tim petugas kesehatan mengunjungi desa-desa yang bertetangga untuk mengisolasi warga yang mungkin terinfeksi dan menyosialisasikan langkah pencegahan terhadap yang lain.

Tidak ada pengobatan spesifik untuk ebola, penyakit yang ditularkan melalui kontak fisik dan cairan tubuh, seperti ludah, feses, keringat, dan darah.

Otoritas kesehatan Uganda berharap tidak akan terulang lagi wabah ebola parah di Uganda tahun 2000. Ketika itu, 425 orang terinfeksi oleh virus dan lebih dari setengahnya tewas.

”Kami merasa sedih karena mencatat dua kematian lagi. Namun, kami juga merasa besar hati oleh kenyataan bahwa kami tidak menerima lebih banyak kasus baru,” kata pejabat kesehatan Distrik Kibale Dan Kyamnywa. Menurut Kyamnywa, korban terakhir tewas pada Selasa malam.

Seorang petugas kesehatan dari Kibale pekan lalu jatuh sakit dan bepergian ke Kampala, kemudian meninggal di rumah sakit. Itu pertama kalinya penderita ebola tewas di ibu kota berpenduduk 1,5 juta jiwa itu.

Sebuah sampel dari seorang pasien di Mbarara, sebuah distrik lain di Uganda barat, sekitar 100 kilometer dari Kibale, kini juga sedang dianalisis.

Sebanyak 176 orang yang dicurigai melakukan kontak dengan penderita sedang dimonitor. Namun, juru bicara Kementerian Kesehatan Rukia Nakamatte mengatakan, sejauh ini tidak seorang pun memperlihatkan tanda-tanda penyakit itu.

Kenya, negara tetangga Uganda, mengatakan, terus memonitor sebuah kasus yang diduga ebola. Pasien yang dimaksud ditempatkan dalam ruang isolasi di rumah sakit Distrik Siaya, dekat perbatasan Uganda.

Direktur Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi Kenya mengatakan, kemungkinan kecil itu adalah kasus ebola. Namun, Ketua Parlemen Kenya meminta Menteri Kesehatan Masyarakat untuk memberikan pernyataan mengenai hal itu.

Negara tetangga Uganda lainnya—antara lain Rwanda, Sudan Selatan, dan Tanzania—juga telah mengambil langkah untuk meyakinkan masyarakat. Mereka memperingatkan orang untuk melapor ke pusat kesehatan kalau ada gejala mirip ebola.

Di tengah wabah ebola ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, Kamis, tiba di Kampala dari Dakar, Senegal, dalam rangkaian kunjungan ke tujuh negara Afrika. AS telah mengirim pasukan khusus dalam jumlah terbatas untuk membantu militer Afrika melawan gerilya Tentara Perlawanan Tuhan pimpinan Joseph Kony di Uganda. (Reuters/AFP/AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com