Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Majelis Umum PBB Akan Minta Assad Mundur

Kompas.com - 02/08/2012, 13:45 WIB
Kistyarini

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Majelis Umum PBB akan menggelar pemungutan suara untuk resolusi, yang diusulkan negara-negara Arab, tentang desakan bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mengundurkan diri. Pemungutan suara itu akan dilakukan Jumat (3/8/2012) waktu New York.

Meskipun resolusi itu bersifat simbolis, namun para diplomat PBB menilainya sebagai sinyal kemarahan dan rasa frustrasi yang dirasakan banyak negara atas kegagalan masyarakat internasional menghadapi Assad terkait meningkatnya skala konflik.

Resolusi Majelis Umum PBB, yang dirancang Arab Saudi dengan dukungan dari negara-negara Arab lainnya, juga menyasar Rusia dan China, meskipun tidak menyebut kedua negara, dengan menyebut "menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan" untuk menindak Suriah.

Seperti diketahui Rusia dan China menggunakan hak veto mereka untuk menggagalkan resolusi Dewan Keamanan yang bisa membuka pintu bagi sanksi terhadap Suriah.

Resolusi itu mengecam "pemerintah Suriah" terkait meningkatnya penggunaan senjata berat, termasuk gempuran tanpa pandang bulu menggunakan tank dan helikopter, serta menyerukan Assad untuk memenuhi janjinya menarik tentara dan tentaranya ke barak.

Meskipun beranggotakan 193 negara, resolusi Majelis Umum tidak memiliki legalitas hukum untuk menegakkan resolusi. Namun jika didukung mayoritas anggota, resolusi ini bisa menjadi kekuatan moral dan simbolis. Apalagi di forum ini tidak ada veto.

Pada Rabu (1/8/2012), PBB melaporkan peningkatan yang signikfikan dalam perang sipil Suriah, di mana militer menggunakan pesawat tempur untuk menembaki para petempur oposisi dalam pertempuran yang berlangsung selama 12 jam di Aleppo.

"Yang penting di sini adalah sebuah pertemuan di Majelis Umum tentang hal ini akan menjadi ekspresi dari rasa frustrasi yang dirasakan masyarakat internasional, tentang yang sedang terjadi di Suriah dan ketidakmampuan masyarakat internasional, sejauh ini, membantu menghentikan kekerasan," kata Martin Nesirky, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.

Perancis, yang memimpin Dewan Keamanan selama Agustus, meminta pertemuan tingkat menteri luar negeri negara-negara Dewan Keamanan untuk membicarakan krisis Suriah, Rabu (1/8/2012). Tidak jelas apa hasil pertemuan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com