Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyebarkan Energi Damai

Kompas.com - 27/07/2012, 15:47 WIB

Oleh Komaruddin Hidayat

KOMPAS.com - Setiap kita mengucapkan kalimat basmalah dan salam. Tidak terhitung jumlahnya. Pertanyaannya, apakah betul salam tadi keluar dari hati dan pikiran yang penuh dengan salam dan damai?

Ibarat hati, itu bagaikan cawan atau mangkuk, tidak akan mengalirkan vibrasi damai jika isinya tidak dipenuhi dengan rasa dan energi damai.

Jika ini yang terjadi, sekalipun setiap hari kita mengucapkan basmalah dan mengucapkan salam, yang menerima juga tak akan merasakan getaran damai yang keluar dari lisan kita karena hati kita memang kosong dari energi damai.

Ketika seorang mukmin berzikir kepada Allah SWT dan melaksanakan ibadah puasa, sesungguhnya dia tengah berupaya untuk menghubungkan hati dan pikiran agar tersambung dengan Allah yang Maha Kasih dan Sayang sehingga dia menjadi agen atau transmitter energi kasih ilahi untuk diteruskan pada sesama manusia dan lingkungannya.

Dengan demikian, ucapan zikir tidak menjamin seseorang berzikir jika hati dan pikirannya tidak menjadi subjek yang aktif berzikir. Orang yang dengan kencang mengucapkan salam dengan alat bantu pengeras suara tidak akan mendatangkan salam jika dilakukan dengan salah dan tidak keluar dari hati terdalam.

Islam yang mengajarkan salam dan kasih sayang tidak berarti lemah karena pada saat-saat tertentu Islam juga mengajarkan sikap tegas. Ibarat seorang dokter yang melakukan amputasi atau operasi terhadap pasien, tidak berarti dia bertindak kejam, melainkan bersikap tegas karena didorong kasih sayang terhadap pasiennya agar penyakitnya tidak menular.

Demikianlah, pada dasarnya Islam mengajarkan persaudaraan, kasih sayang, dan perdamaian terhadap sesama saudara sebagai-sama hamba Allah, tapi mesti bersikap tegas kepada siapa pun yang merusak ketenteraman sosial dan martabat manusia.

Itulah sebabnya Islam sangat sejalan dan mendukung penegakan hukum secara adil dan tegas terhadap koruptor karena apa yang dilakukan merusak kesehatan tubuh masyarakat.

Kalaupun dalam sejarahnya Rasulullah SAW terlibat sekian banyak peperangan, sama sekali salah jika diartikan Nabi Muhammad mencintai peperangan.

Itu terpaksa dilakukan sebagai upaya pembelaan diri dan menjaga benih ajaran Islam yang masih sangat baru dan diadang berbagai musuh yang hendak menghancurkannnya. Dengan terpaksa musuh-musuh itu mesti dihadapi dengan perang dan pertumpahan darah. Namun Islam sendiri sangat tidak menganjurkan kekerasan, melainkan justru menyuruh menegakan persaudaraan dan perdamaian.

Fenomena ini sesungguhnya mirip dengan sejarah perjuangan berdirinya Republik Indonesia. Dulu pihak penjajah menghalangi jangan sampai bangsa ini merdeka. Maka tampillah para pejuang dengan melakukan perlawanan bersenjata.

Terjadi konflik bersenjata di mana-mana. Namun satu hal yang pasti, republik ini didirikan bukan sebagai institusi mesin perang. Perang terpaksa dilakukan untuk menjaga diri ketika terdapat agresi dari luar. Bahkan sebisa mungkin berbagai konflik yang mungkin terjadi bisa diselesaikan dengan jalan diplomasi damai.

Begitu pun halnya dengan semangat ajaran Islam. Hanya saja, ketika identitas dan agenda umat Islam terkait dengan perjuangan etnis atau kelompok kepentingan yang kebetulan beragama Islam, tak bisa dielakkan konflik dan perang bernuansa agama akan muncul.

Jadi, kalau saja konflik itu terjadi di India, maka yang akan muncul tentu nuansa agama Hindu. Kalau di Eropa, nuansa agama Kristen juga akan terbawa. Demikianlah seterusnya, faktor demografis akan selalu menyertai dinamika keagamaan.

Penulis adalah Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

    Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

    Nasional
    Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

    Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

    Nasional
    TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

    TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

    Nasional
    Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

    Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

    Nasional
    Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

    Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

    Nasional
    Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

    Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

    Nasional
    Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

    Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

    Nasional
    Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

    Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

    [POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

    Nasional
    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Nasional
    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Nasional
    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    Nasional
    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com