Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Orang Cedera dalam Ledakan di Kamp Pengungsi Kenya

Kompas.com - 26/07/2012, 02:31 WIB

NAIROBI, KOMPAS.com -- Ledakan menghantam kendaraan polisi di sebuah kamp pengungsi Kenya dekat perbatasan dengan Somalia, Rabu (24/7/2012) mencederai enam orang. Informasi itu disampaikan sejumlah pejabat di kota tersebut.      

Menurut kepolisian setempat, ketika serangan itu terjadi, kendaraan yang membawa tiga polisi dan tiga warga sipil itu sedang mengawal pekerja-pekerja bantuan di dalam mobil lain yang membagikan makanan di kamp pengungsi Dadaab. Para pekerja bantuan tersebut selamat tanpa cedera.

"Polisi-polisi yang cedera itu sedang mengawal pekerja dari Care International yang membagikan makanan di dalam kamp itu ketika mobil mereka dihantam ledakan," kata Philip Tuimur, kepala kepolisian setempat kepada Reuters dari Garissa.

Belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan terakhir itu.

Pada awal Juli Kenya dilanda serangan terburuk ketika sedikitnya 17 orang tewas dalam ledakan granat dan penembakan oleh kelompok orang bertopeng. Mereka menyerang gereja-gereja di sebuah kota Kenya yang digunakan sebagai pangkalan operasi untuk menyerang gerilyawan Al-Shabaab di Somalia.      

Serangan-serangan serentak itu juga mencederai sedikitnya 60 orang di Garissa di wilayah utara Kenya. Daerah itu diguncang serangkaian ledakan sejak Nairobi mengirim pasukan ke Somalia untuk menumpas gerilyawan yang terkait Al Qaeda itu, pada Oktober lalu.      

Sedikitnya 32 orang tewas dalam serangkaian serangan di Nairobi, kota pelabuhan Mombasa dan Garissa sejak pengiriman pasukan itu.      

Nairobi menuduh kelompok militan yang terkait dengan Al Qaeda itu bertanggung jawab atas gelombang kekerasan dan penculikan di negara Afrika Timur tersebut.

Pada 15 Mei, serangan granat menewaskan seorang wanita dan mencederai beberapa orang di luar sebuah klab malam di kota pesisir Mombasa, tujuan liburan populer bagi penduduk Kenya dan warga asing.      

Minggu (29/4), satu orang tewas dan 15 lain cedera ketika sebuah granat dilemparkan ke gereja di Nairobi, dan pemerintah Kenya menuduh gerilyawan Al Shabaab bertanggungjawab atas serangan itu.

Kelompok gerilya Somalia itu mengancam Kenya sejak negara itu mengirim pasukan ke Somalia selatan pada pertengahan Oktober untuk menyerang pangkalan-pangkalan gerilyawan tersebut, yang dituduh melakukan penculikan dan penyerangan di Kenya.      

Al-Shabaab membantah tuduhan Kenya bahwa mereka mendalangi sejumlah penculikan warga asing di negara tersebut. Kelompok ini malah balik menuduh pemerintah Kenya menggunakan isu penculikan sebagai alasan untuk melakukan penyerbuan ke Somalia.      

Dalam waktu kurang dari sebulan, seorang wanita Inggris dan seorang wanita Prancis diculik dari kawasan wisata pantai Kenya dalam dua insiden terpisah, yang merupakan pukulan besar bagi industri pariwisata di Kenya.

Pada 13 Oktober, dua wanita pekerja bantuan asal Spanyol diculik dari kamp pengungsi Dadaab, Kenya. Kamp ini diklaim terbesar di dunia karena menjadi tempat bagi 460.000 pengungsi mayoritas orang Somalia yang menyelamatkan diri dari kekeringan, kelaparan dan perang.

Penculikan-penculikan itu diyakini dilakukan oleh Al-Shabaab Somalia. Belum ada tuntutan yang diumumkan oleh penculik bagi pembasan para sandera itu.      

Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al Qaeda mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia yang didukung PBB.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com