Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Selatan dan Korea Utara dalam Kemesraan

Kompas.com - 25/07/2012, 22:46 WIB

KOMPAS.com - Di tengah hiruk-pikuk kemegahan pembukaan Olimpiade Sydney 2000, Australia, ada satu peristiwa yang sangat menyentuh dan sulit terlupakan. Momen ini bahkan mencengangkan karena untuk pertama kalinya dua negara tetangga yang hidup dalam ketegangan dan bermusuhan terlihat dalam kemesraan.

Kala parade kontingen negara peserta di pesta pembukaan olimpiade, Korea Utara dan Korea Selatan, tampil bersatu, dengan bendera baru yang menggambarkan Semenanjung Korea.

Pemegang bendera, dua orang yang mewakili kedua negara yakni Pak Jung Chol, pelatih judo dari Korut, dan Chun Un Son, pebasket putri dari Korsel.

Pemandangan luar biasa ini mendapat tepuk tangan meriah seisi stadion, termasuk Presiden IOC saat itu, Juan Antonio Samaranch, yang secara spontan memberikan standing applause.

Korut dan Korsel bukan hanya keluar beriringan sebagai satu kontingen, tetapi juga saling bergandengan tangan. Pujian bukan saja mereka dapatkan dari seisi stadion, tetapi juga dari 3,7 miliar penonton televisi. Bahkan, seluruh dunia pun memberikan hormat.

We became one body, the same race of the same blood,” demikian komentar dari salah satu anggota dewan komisaris IOC yang berasal dari Korsel.

Seorang atlet asal Korut, Choe Myong- hwa, saat wawancara dengan Los Angeles Times berkata, ”My heart is exhilarated. I never thought this would be a reality. This will bring us closer to reunification."

Suasana menyejukkan seperti ini akan selalu indah untuk dikenang. Sekaligus mengingatkan kita, perpecahan tidak akan pernah membawa kebahagiaan, damai, apa lagi suka cita.

Semangat olahraga mampu menjauhkan perbedaan asal, ras, suku, hingga agama. Dalam suatu pertandingan, setiap atlet berjuang dengan semangat sportivitas yang menjadi roh dalam olahraga.

Sayangnya, peristiwa 12 tahun silam itu hanya memberi kesan suatu pertunjukan hiburan semata. Karena dalam kehidupan sebenarnya, Korut dan Korsel yang berbeda ideologi tidak pernah akur dan jauh dari mesra.

Konflik politik terus memanas di Semenanjung Korea. Gejolak kerap muncul, manakala ada salah satu kebijakan negara itu dianggap merugikan dan membahayakan tetangganya.

Perselisihan Korsel dan Korut juga tetap memanas karena adanya pihak ketiga yang berupaya mengambil keuntungan dari situasi tersebut.

Sampai sejauh ini, belum ada tanda-tanda kedua negara Korea bakal berkonsiliasi. Kemesraan yang pernah ada di Olimpiade Sydney 2000, sudah lama berlalu. (OTW)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com