Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emil Zatopek, Lokomotif Jarak Jauh Sepanjang Masa

Kompas.com - 25/07/2012, 16:40 WIB

KOMPAS.com - Saudara kita yang berasal dari ras kulit hitam boleh berbangga dalam tiga dekade belakangan ini. Dalam rentang waktu tersebut, hampir semua gelar hingga rekor dunia nomor lari jarak jauh cabang atletik yang merupakan induk dari semua jenis olahraga dikuasai atlet kulit hitam.

Dari benua hitam Afrika, kita mengenal Haile Gebrselassie Asella (39) yang berasal dari Provinsi Arsi di Etiopia dan Kenenisa Bekele Beyecha (30) dari Provinsi Amharic, Etiopia, yang kini merajai nomor jarak jauh mulai 5.000 meter, 10.000 meter, hingga maraton. Namun, rasanya, kebanggaan tersebut belumlah genap. Tetap ada satu sosok yang tak seorang pun hingga saat ini bisa menyamai, apalagi melebihi, apa yang dicapainya. Dialah Emil Zatopek, sang raja lari jarak jauh dunia.

Zatopek lahir di Cekoslowakia 1922. Dia adalah anak keenam dari keluarga bersahaja sehingga pada usia 16 tahun harus bekerja di perusahaan sepatu Bata. Bata pula yang memperkenalkan Zatopek dengan lomba lari saat mensponsori kejuaraan 1.500 meter. Zatopek ikut dan finis di urutan kedua.

Sejak itu, Zatopek terus berlari hingga puncaknya meraih tiga medali emas sekaligus dalam satu perhelatan olimpiade. Di Helsinki 1952, Zatopek merengkuhnya dari 5.000 meter, 10.000 meter, dan maraton.

Sebelumnya, saat berusia 26 tahun, ia dipercaya mengikuti Olimpiade London 1948 dan dapat meraih medali emas nomor 10.000 meter dan perak 5.000 meter.

Pelari yang dijuluki si ”Lokomotif” itu memang menguasai semua ajang lari jarak jauh dari 1948 hingga 1954. Di kurun tersebut, dia 38 kali beruntun memenangi lomba 10.000 meter (11 di antaranya berlangsung pada 1949). Dia juga mengukir rekor dunia 18 kali.

Di Helsinki, Zatopek yang sudah mengantongi dua emas nyaris batal turun di maraton. Pasalnya, dokter kontingen Cekoslowakia melarang dia karena menderita infeksi kelenjar. Zatopek yang belum pernah turun di maraton membangkang. Pembangkangan yang berbuah emas. (NIC)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terpopuler

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com