KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman mengatakan, kelompok oposisi Suriah menolak bantuan Israel. "Kami menawarkan bantuan kemanusiaan. Tapi, kelompok oposisi menolak," kata Lieberman kepada koran harian Turki, Hurriyet, pada Selasa (24/7/2012).
Sementara itu, terkait dengan Turki, kemarin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Lieberman berbicara dengan delapan jurnalis cetak Turki di Jerusalem. Upaya ini merupakan langkah membenahi hubungan kedua negara yang terkendala lantaran kasus kapal bantuan kemanusiaan Mavi Marmara pada 31 Mei 2010.
Kala itu, pasukan komando menyerang kapal tersebut saat hendak memasok bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Insiden kekerasan itu menewaskan delapan orang di kapal tersebut.
Saat ini, ada kekhawatiran dari sekutu Israel, Amerika Serikat, terhadap Turki di tengah-tengah perang saudara di Suriah. Sebagaimana pesan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, AS khawatir Turki akan menjalin hubungan baik dengan Iran dan Suriah. Padahal, kedua negara terbilang berseberangan dengan AS.
Makanya, Clinton, minggu lalu, sudah mengatakan kepada Netanyahu untuk makin giat membenahi kembali hubungan dengan Turki. Sementara itu, pengadilan Turki sudah menghukum in absentia alias tanpa kehadiran tiga personel militer Israel yang terlibat dalam kekerasan terhadap Mavi Marmara.