Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seabad Olimpiade Ternoda Teror

Kompas.com - 24/07/2012, 16:35 WIB

KOMPAS.com - Minggu, 4 Agustus 1996, malam waktu Atlanta, Ketua Komite Olimpiade Internasional Juan Antonio Samaranch menutup secara resmi Olimpiade ”100 Tahun” Atlanta. Dalam pidatonya, Samaranch mengapresiasi panitia penyelenggara.

Apresiasi itu lantas disambut tepuk tangan penonton. Di Atlanta, di kota di belahan selatan Amerika Serikat itu, selama 17 hari sebelumnya banyak tercurah air mata kesedihan, kebahagiaan, semangat juang, hingga pencatatan rekor kemenangan ataupun kegagalan.

Selama 17 hari, mulai 19 Juli hingga 4 Agustus 1996, Atlanta menjadi tuan rumah perhelatan pesta olahraga sejagat. Atlanta, kota kelahiran pejuang hak asasi Martin Luther King Jr (MLK), berhasil menjadi tuan rumah pergelaran seabad olimpiade setelah mengalahkan Athena, Manchester, Melbourne, dan Toronto.

Sebagai kota besar dengan identitas unik sebagai percampuran budaya Afrika dan Amerika, Atlanta terpilih karena dinilai memiliki infrastruktur mencukupi untuk menjadi tuan rumah bagi 10.337 atlet dari 197 negara. Digerakkan semangat persaudaraan yang didengungkan MLK dengan kalimatnya yang terkenal, ”I have a dream…”, Atlanta berbenah dan menyiapkan diri selama tiga tahun.

Hasilnya, 100 tahun olimpiade modern tergelar di kota pusat produksi minuman bersoda Coca-Cola itu. Namun, di balik kesuksesan menggelar pesta olahraga sejagat, perhelatan yang ke-100 tahun itu dinodai dengan aksi bom.

Bom yang meledak pada Sabtu, 27 Juli 1996, di Taman Olimpiade itu menewaskan 2 orang dan melukai 111 orang. Olimpiade 100 tahun yang tengah disorot dan idealnya diselimuti rasa persahabatan dan persatuan itu menjadi olimpiade yang diselimuti dukacita. Personel keamanan ditambah dan disiagakan di pusat-pusat kegiatan olimpiade.

Belum lagi, sejak awal pergelaran banyak pihak yang mengeluhkan keruwetan pengaturan lalu lintas di kota itu. Distribusi hasil-hasil pertandingan juga kacau. Namun, apa pun itu, di keruwetan Atlanta, Indonesia kembali berhasil mengukuhkan diri di ajang multicabang tertinggi itu. (HLN)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terpopuler

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com